Rabu, 31 Oktober 2012

Nikmatnya Menjadi Pemuas Nafsu Wanita

Kali ini Berita-U akan berbagi Cerita ML atau Cerita Bercinta Plus Foto atau Gambar. Cerita ini berjudul "Nikmatnya Menjadi Pemuas Nafsu Wanita". Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan hot pastinya  dan lumayan membuat fresh pikiran. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah Fiksi Belaka, Nama, Foto Hot, Seksi, Bugil dan Tempat Kejadian dalam cerita ini hanya imajinasi penulis dan tidak terjadi di kenyataan sebenarnya. Berita-U.Blogspot.Com Update Terus Cerita Dewasa untuk anda....


Berikut Cerita Nikmatnya Menjadi Pemuas Wanita
:

"Nikmatnya Menjadi Pemuas Nafsu Wanita"

Kalo mau dibilang edan, ya edan kali. Bodo ah! Soalnya, kamu yang pada baca tulisan ini juga pada edan. Iya kan? Kenapa aku bilang edan? Sebab aku merupakan salah seorang guru di sebuah sekolah swasta di bilangan Jakarta, dan aku mengajar salah satu pelajaran eksak di tingkat SLTP. Itulah perkenalanku, dan kisah yang akan aku ceritakan ini adalah kisah nyata. Begini ceritanya.

*****

Kata murid-muridku aku mengajar enak sekali, sehingga apa yang ku sampaikan mereka memahaminya, oleh karena itu banyak murid-muridku yang ngefan terhadapku. Salah seorang yang ngefan banget padaku namanya Merry, luar biasa anak ini. Inginnya selalu saja ingin dekat denganku, ada saja alasannya untuk bisa berkomunikasi denganku. Sebagai seorang guru aku selalu berusaha menghindar darinya.

Suatu saat, akau tak dapat lagi menghindar dari Merry, karena waktu itu aku mendapat tugas dari sekolah untuk mengajar bimbel bagi siswa/i kelas tiga. Aku selalu mengoreksi hasil post tes pada hari itu juga sebab jika aku mengoreksi di rumah pasti saja terganggu oleh anak-anakku. Ketika aku sedang asyik mengoreksi seorang diri di ruang guru, aku dikejutkan oleh kedatangan seorang murid wanitaku, Kiki namanya.


“Belum selesai Pak ngoreksinya?”


“Eh Kiki, kamu koq belum pulang?” kataku.


“Mendung Pak saya takut kehujanan di jalan, dan juga nemenin Merry, katanya ada perlu sama Bapak”.


“O, ya! Mana Merrynya?”.


“Itu Pak, sahut Kiki”

Kemudian aku persilakan masuk mereka berdua keruang guru yang sepi itu, karena hujanpun turun dengan lebatnya. Kami ngobrol-ngobrol bertiga, posisi duduk Merry disebelah kananku sedang Kiki didepanku.


Setelah cukup lama kami berbincang-bincang, Merry mengatakan, “Pak boleh engga saya lihat nilai saya?” seraya mendekat padaku dengan cepat.


Aku katakan, “Ee jangan”, sambil aku ambil buku nilai di depanku dan ku angkat ke atas, tak disangka tak diduga Merry berusaha mengambil buku nilai itu sebisanya hingga badannya menempel ke badanku oh.. oh, aku merasakan harum tubuhnya dan kenyalnya payudara Merry yang baru tumbuh itu, wow dalam sekejap si iblis melupakanku bahwa aku seorang guru, aku mulai cari akal agar dapat dengan bebas melayani nafsu si Merry. Bagai pucuk dicinta ulam tiba. Tiba-tiba Kiki pamit keluar ruangan, karena mungkin sudah berhasil tugasnya mengantarkan Merry bertemu denganku.

Tinggallah kami berdua dalam ruang guru, Merry yang sedari tadi dekat denganku itu makin mendekat, tanpa kusadari penisku tegak tak terkendali. Di satu kesempatan kupeluklah Merry, dari belakang dan kukecup lehernya serta kuremas payudaranya yang baru tumbuh itu, dia menggelinjang kenikmatan, tak lama setelah itu terdengar langkah sepatu Kiki mendekat, kami pun saling melepas peluk dan menjauh, sambil kukatakan “Nanti aku telepon kamu”. Merry hanya mengangguk.

Malam harinya sekitar pukul 20.00 aku telepon Merry, kami berbincang-bincang, yang berakhir dengan ku tembaknya Merry, dan ternyata itulah yang diharapkannya. Giillaa, Merry mendambakanku sebagai kekasihnya. Aku coba mengajaknya jalan pada hari minggu, karena kebetulan hari minggu itu aku mendapat tugas mencari villa disekitar puncak untuk acara organisasi sekolahku, dia pun menyetujuinya.

Sesuai janji minggu pagi-pagi sekali aku sudah berangkat, untuk bertemu Merry disetasiun yang telah ditentukan. Kami berangkat menggunakan KA Jabotabek, ternyata Merry begitu romantis sekali sepanjang perjalanan aku dipegangi, dan jika ada kesempatan ia memelukku, aduh! aku benar-benar tidak membayangkan sebelumnya punya pacar gelap seorang ABG cantik nan sensual (Seperti Nafa Urbach). Akhirnya sampailah kami ketempat yang dituju, setelah aku membooking villa yang kumaksud maka kami pun berniat pulang.


Namun kata Merry, “Pak aku capek nih, istirahat dulu dong.”


“Wah dimana Mer?”


“Itu ada hotel” seraya menunjukan tangannya ke seberang jalan tempat kami berada.


Aku menjawab secepatnya, “OK, deh.”

Di dalam kamar hotel, aku sangat kikuk, tapi aku pikir ah masa kalah sama anak yang bedanya 20 tahun lebih muda dariku, aku berusah menenangkan diri, kemudian bersih-bersih badan. Merry pun begitu. Setelah itu kami ngobrol diatas tempat tidur sambil menonton televisi, seraya mulai tatap menatap, yang kemudian saling mendekat, saling membelai dan akhirnya ku kecup kening mary, selanjutnya kulumat bibirnya yang sensual itu dia pun membalasnya, ketika kurujak bibirnya tanganku bergrilya masuk kedalam kaosnya kucari puting susunya yang kecil itu kupilin perlahan-lahan teranya olehku badannya merinding sambil melenguh-lenguh suaranya.

Akhirnya kubuka kaosnya serta branya yang baru bernomor 34, begitu kubuka wow, pemandangan yang sangat indah, payudara kecil nan menantang dipuncaknya berwarna coklat muda dengan puting yang kecil, segera saja aku kulum puting kecil itu, rasanya akan kutelan saja payudaranya, dia menggelinjang-gelinjang kenikmatan, sejurus kemudian kubuka juga rok nya, mulai aku bergrilya kedaerah yang jauh dibawah sana, kuterobos celana dalamnya kuusap-usap bukit venusnya dengan rambut-rambut halus yang menambah betah tanganku disana. beberapa saat kemudian kucoba menguak labium mayoranya, ternyata sudah basah, kucari clitorisnya setelah ketemu kusap-usap perlahan sekali. Erangan-erangan yang tadinya halus mulai terdengar liar menambah semangat jari-jariku menari disela-sela lembah kenikmatan.


“Bapak curang, buka juga dong bajunya.” katanya memecah konsentrasi.


“OK, OK .” Kataku dengan semangat sambil membuka kaos dan celana panjangku.


Kami berpelukan erat sekali, berciuman, berguling kekanan dan kekiri luar biasa. Akhirnya aku tidak tahan lagi, kutawarkanlah padanya untuk coitus.


“Mer, kita senggama ya!”


“Jangan Pak!” katanya.


“Kamu engga mau? Enak lho Mer”, rayuku sambil meraba-raba kemaluannya.

Cumbu rayu, isap menghisap, raba-meraba terus kami lakukan, yang jelas sebenarnya aku sudah nggak tahan tapi aku menahan diri. Sampailah akhirnya pada puncak cumbu rayu, ku arahkan kepalaku ke kemaluannya. Kubuka celana dalamku dan kubuka juga celana dalamnya ternyata Merry diam saja setelah itu kuisap-isap clitorisnya entah berapa kali dia orgasme, yang jelas perawan itu kenikmatan beberapa saat kemudian kuarahkan batang penisku pada liang vaginanya, ketika sudah pada sasarana yang tepat kutekan perlahan sekali, kemudian kudiamkan, vagina yang sudah basah itu seperti menarik batang kenikmatanku perlahan-lahan. Woow batangku masuk perlahan. Panas, licin dan terasa ada cengkraman yang kuat sekali didalam sana, aku terpejam nikmat, setelah Merry beradaptasi dengan batangku yang berada didalam baru kugerakan penisku perlahan-lahan, lagi-lagi ia mengerang hebat seraya memelukku erat sekali.


“Terus Pak, terus, teruus. eehh, eehh.. oo.. hh.”


Rupanya ia orgasme kembali. Kuakui nikmat sekali bersenggama dengan Merry, akhirnya akupun ingin keluar hingga kucabut batangku dari liang surga kumuntahkan spermaku diluar agar tidak hamil. Setelah puas kami pulang ke Jakarta dengan keadaan yang berbeda. Aku merasa lebih memiliki Merry dan Merry pun demikian.

Sejak kejadian itu kami jadi kecanduan melakukannya, pernah suatu saat rupanya Merry ingin melepas “hajat”-nya, maka janjianlah kita untuk jalan setelah Merry pulang sekolah (saat itu ia telah SMU) akhirnya kami nonton di bioskop kelas kambing dengan film mesum pada jam pertunjukan siang, agar jarang yang nonton karena memang niatnya adalah senggama, kami pilih tempat duduk di belakang, begitu pertunjukan mulai mulai juga kami lakukan Foreplay kira-kira tiga puluh menit kemudian aku gelar jaketku dibawah kursi Merry, aku pindah duduk dibawah persis menghadap kemaluan Merry, kuisap klitorisnya sampai ia puas, setelah itu aku melakukan coitus dalam keadaan Merry duduk dan aku berdiri, nikmatnya luar biasa.

Disaat lain aku lakukan dirumah orangtuaku kebetulan kedua orang tua ku pulang kampung dan aku disuruh menunggui rumah orangtuaku itu. sebelumnya kusiapkan VCD porno sebanyak 4 CD. Rumah orangtaku yang luas itu hanya kami berdua yang menghuninya. Aku lakukan hubungan badan sepuas-puasnya, dengan Merry sayangku.

Pernah juga aku melakukan hubungan intim di berbagai hotel melati di Jakarta dan Bogor, semuanya kami lakukan dengan suka sama suka selama tiga tahun total hubungan yang kami lakukan krang lebih enam puluh kali. Akhirnya kami menyadari bahwa hal ini harus berakhir, karena saya sudah punya istri dengan empat orang anak, sedangkan Merry harus meniti karir sebagai seorang sarjana teknik, sampai saat ini hubungan kami tidak ada yang mengetahui dan kabarnya Merry sudah mempunyai calon suami.

Aku sendiri saat ini sudah tidak menjadi guru, saat ini aku berwiraswasta. Pengalamanku bersama Merry membuat aku menjadi pecandu coitus, jika aku hubungan badan kadang-kadang aku heran sendiri karena “penisku kaga ade matinye” karena sekarang aku jadi pecandu, sedangkan aku ngga ingin ngeluarin uang maka aku kini nyambi sebagai cowok panggilan, aku jadi cowok panggilan karena yang panggil aku biasanya yang buas-buas alias hiper sex, nah aku suka itu.

Pernah aku dipanggil oleh seorang ibu muda beranak satu, setelah dia bertemu denganku rupanya dia meragukan kemampuanku karena usiaku yang sudah tigapuluh sembilan tahun, akhirnya aku kasih dia garansi jika aku keluar duluan aku yang menservice dia tapi nyatanya ibu muda itu ketagihan terhadapku. Aku dalam hubungan tidak mencari uang tapi yang ku cari happy aja, happy yang gratis, begitulah kira-kira.

Minggu depan aku sudah diwanti-wanti untuk siap-siap menservice seorang wanita setengah baya (46 tahun) istri seorang pejabat di Kalimantan yang akan ke Jakarta, Ibu ini walau umurnya sudah cukup tapi masih sangat enerjik, badannya sintal, payudaranya padat, tatapannya penuh dengan kemesuman. Beberapa hari yang lalu HP ku bunyi.


Ternyata Tante S yang telepon, katanya, “Anton, minggu depan Tante mau ke Jakarta kamu harus puasin Tante, seperti yang lalu ya”.


Aku jawab saja, “OK, Tante!”.
sumber : http://berita-u.blogspot.com/2012/10/nikmatnya-menjadi-pemuas-nafsu-wanita.html

Ngantot Dengan SPG Parfum Yang Hot

Kali ini Berita-U akan berbagi Cerita ML atau Cerita Bercinta Plus Foto atau Gambar. Cerita ini berjudul "Ngantot Dengan SPG Parfum Yang Hot". Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan hot pastinya  dan lumayan membuat fresh pikiran. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah Fiksi Belaka, Nama, Foto Hot, Seksi, Bugil dan Tempat Kejadian dalam cerita ini hanya imajinasi penulis dan tidak terjadi di kenyataan sebenarnya. Berita-U.Blogspot.Com Update Terus Cerita Dewasa untuk anda....


Berikut Cerita Ngantot Dengan SPG Parfum Yang Hot
:

"Ngantot Dengan SPG Parfum Yang Hot"

Satu weekend, aku lagi browsing parfum disalah satu mal besar. aku memang ditugaskan kantor buat nyari parfum yang akan dihadiahkan buat para istri customer besar perusahaan, jadi belinya gak sedikit. Budget untuk beli parfum dah di approve, list alternatif merek parfum juga sudah ditangan, jadi tinggal nyari parfumnya dan tentu saja spgnya. Wah spgnya cantik dan sexy semuanya, sampe aku binun milihnya, akhirnya lis alternatif merek parfum a kantongin, aku milih spgnya yang paling ok aja dan mo ngasi aku bonus ekstra mengingat aku ordenya gede banget.

Karena cape juga muterin konter parfum tapi belum nemu spg yang sesuai selera, aku numpang duduk di konter salah satu kosmetik. Spg kosmetik tu tipe ibu2 banget, jadi aku gak selera, biar disana ada juga dijual parfum yang semerk dengan kosmetiknya. Si embak spg si diem aja ketika aku bilang mo numpang duduk. Tiba2 dari belakangku ada seorang yang nyodorin kertas kecil beraroma parfum, aku menoleh, wah kaget juga aku. Spgnya cantik, aku suka banget liat wajahnya, bodinya maknyus banget. pakeannya seksi banget deh, tank top ketat sepinggang dan celana ketat juga, sehingga aku bisa melihat lekuk liku bodynya yang proporsional dan mengundang selera lelaki yang melihatnya, termasuk aku. "Wah kamu seksi sekali, sampai pusernya kelihatan, mangnya gak pake seragam ya". Karena tank topnya sepinggang, maka kalau dia bergerak pinggangnya tersingkap dan nampaklah pusernya. Dia hanya tersenyum saja : "Kita gak disuru pake seragam kok om, cobain om parfumnya", sambil menyodorkan kertas kecil yang beraoma parfum yang ditawarkan. "Buat dicium2". "Kalo mo nyium yang nawarin bole gak". "Ih si om belon blanja dah genit". "Kalo dah blanja bole genit?" "Tergantung blanjanya om, kita ke kounterku yuk, gak enak nawarin dikonter orang". Di konternya aku memberikan daftar alternatif merek parfum yang harus kubeli. "Wah banyak banget om, beli merk aku aja ya om, ntr aku kasi bonus deh". "Bonusnya apaan?" "Kan tadi om pengen nyium". "Cuma nyium doangan". "Itu permulaannya kan om, masak langsung to the point apartment. aku baru off jam 5an om, ntar jemput aku ya". Wah dah pro ni spg urusan bonus rupanya. "Nama kamu sapa". "Ampe lupa, aku Ana om". "Ya udah, nanti jam 5an aku jemput na disini ya". Sorenya aku jemput dia, Ana dah nunggu ditempat yang kita sepakati yaitu di warung kopi yang ada di mal itu. "An, teknisnya gimana aku beli parfumnya". "Gini om, kan ini jumlahnya gede, besok Ana ksi daftar om ke kantor, biar kantor yang kasi penawaran ke kantor, langsung ke nam om aja ya". "Ok, terus?" "Ya om tinggal kasi SPK nya aja ke Ana, diambil di kantor juga bole om. Kalo dah ada spknya barang tinggal dianter, kasi faktur pembelian dan om bayar deh, gampang kan, dan yang penting Ana dapet komisi gede kalo gol". 

"Makanya ana kan dapet komisi gede, terus bonus buat aku apa". "Om mo bawa Ana kemana aja, Ana ikut deh om". "Dah magrib ni, mo makan dulu ya, biar gak usah nyari makan lagi nantinya". "Mangnya mo all night ya om". Aku cuma tersenyum dan menggandeng dia keluar wrung kopi menuju ke food court. "An, kamu yang pesenin ya". "Om sukanya makanan apa". "apa aja deh sesuka kamu, ni duitnya". "Ntar juga ditagih ma yang nganter om". Ana pun keliling memesan makanan dan minuman buat aku dan dia sendiri. Ketika pesanan dateng, aku mebayar semua bonnya. "Suka gak om pilihan Ana". "Suka banget An, yang pilihin juga aku suka banget kok". "Ih si om, dah gak sabar ya". "Ya nih An, dah pengen banget". "Dah ngaceng ya om", ana berbisik. "Dari tadi, pertama ngeliat kamu juga udah, abis seragamnya seksi gitu". "Sengaja kali om, kantor ngebebasin kita berpakean, gak kaya kounter laennya kudu pake seragam. Kan jadi daya tarik sendiri ya om, buktinya ana dapet paus ari ini. Target Ana sebulan langsung gol om kalo order om masuk, pasti jadi kan om". "Ya pasti lah, kan Ana dah mo ngasi bonusnya duluan". "Gak apa lah om, kalo spk dah ditangan, Ana mau kok ngasi bonus ulangan ma om". "Sampe segitunya An". "Daripada pausnya jatuh ketangan yang laen". "Yang laen gak ada yang sesuai seleraku kok An". Dia tersenyum mendengarnya. "Kamu selalu ngasi bonus kaya gini ke cistomer lelaki ya An". "Ya tergantung besar order dan orangnya Ana suka pa enggak. Ada yang minta mentahnya juga kok om". "Apanya yang mentah?" Duit dari diskonnya". "Ooo". "O tu taun ini dah gak bulet lagi lo om, kotak2" katanya sembari tertawa berderai. "Bisa aja kamu. Jadi kamu suka toh ma aku". Ana hanya tersenyum. ana memang menyenangkan untuk diajak ngobrol, mudahan juga menyenangkan diranjang, mana orangnya cantik dan seksi lagi. Selesai makan, kami beranjak k gedung parkir. Dimobil dia bertanya, "Om, Ana mo dibawa ke aman?" "Ke apartmen ya An'. 

"Wah asik dong". "Mangnya biasanya kalo ngasi bonus ke customer dibawa kemana An".

"Ke hotel lah om, maennya ya paling diranjang, disofa atawa di kamar mandi. Kalo diapartmen kan bisa dimana ya om".

LIar juga fantasi ni anak. Mobil meluncur menuju ke apartmen yang letaknya gak jauh dari mal tadi. Sesampai di aprtmen mobil langung masuk ke basement dan parkir di tempat yang menjadi hak ku. Aku menggandeng Ana ke lift, di dalam lift aku memeluknya. "om sering ya ke apartment ini, suka bawa abg ya", tanyanya sambil tersenyum. "Sekarang lagi bawa abg", jawabku. "Kamu kan masih tergolong abg juga kan".

Di apartment, kami duduk di sofa, aku mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv. Akhirnya aku pindah duduk di sampingnya, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kananku di atas perutnya sambil memasukkan telunjuk ke pusernya yang tersingkap. lehernya kucium, terus menyusur ke pipi. Tubuhku bergeser merapat, bibirnya kulumatnya dengan lembut. Dia juga mengulum bibirku lebih kuat.

Sedang menikmati bibirnya dengan mulutku, tangan kususupkan kedalam tank topnya dan meremas lembut toketnya yang masih terbungkus bra. Dia terengah jadinya, rupanya tindakanku sudah menaikkan suhu napsunya. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. sambil terus meremas-remas toketnya. Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan kulepas kaitan bra nya sehingga toketnya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya kusentuh dengan lidah dan kuhisap. Terus pindah ke pentil kanan. Dan tanganku satunya mulai turun dan memainkan pusernya, dia makin terengah, rupanya napsunya makin berkobar karena elusan tanganku.

Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah selangkangannya. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya kubuka ristsluiting celananya dan kutarik celananya ke bawah, Tinggalah CD mininya yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.

Jembutnya lebih terlihat jelas karena CDnya sudah basah karena cairan no noknya yang sudah banjir. Kubelai celah no noknya dengan perlahan. Sesekali kusentuh i tilnya, ketika kuelus pahanya otomatis mengangkang sehingga aku bisa mengakses daerah no noknya dengan leluasa. Tubuhnya terasa bergetar, kemudian CDnya yang sudah basah itu kulepaskan. Diamengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir. Jariku mulai sengaja memainkan i tilnya. Kemudian masuk ke no noknya. Aku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap, dan terus jilatanku menjalar ke perutnya, akhirnya sampailah ke no noknya.

Kali ini kucium jembutnya yang lebat dan kubuka bibir no noknya dengan dua jari. Kadang bibir no noknya kuhisap, kadang i tilnya, namun yang membuat dia tak tahan adalah saat lidahku masuk di antara kedua bibir no noknya sambil menghisap itilnya. Hanya dalam beberapa menit dia benar-benar tak tahan. Dan.. dia mengejang dan dengan sekuatnya dia berteriak sambil mengangkat pantatnya sehingga i tilnya merapat dengan mulutku. Dia meremas-remas rambutku, rupanya dia merasakan nikmatnya nyampe, hanya dengan bibir dan lidahku.

Aku terus mencumbu no noknya, hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat. "om, Ana sudah pengen dien tot." katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Di kamar, dia kubaringkan di tempat tidur ukuran besar dan aku mulai membuka bajuku, kemudian celanaku. Dia nampak terkejut melihat kon tolku yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku. Sementara itu dia terbaring menunggu. kon tolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, dia membuka pahanya makin lebar dan memejamkan matanya. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, kurasakan kon tolku mulai menyentuh bibir no noknya. Sebentar kuusap-usapkan dan pelan sekali bibir no noknya kudesak menyamping dengan kon tol besarku. Mili per mili. Pelan sekali kon tolku terus masuk . Dia mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya kon tolku menyentuh bagian dalam no noknya, maka secara refleks dia merapatkan pahanya. Aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti meremas-remas toketnya. kon tol besarku mulai kuenjot halus dan pelan.

Nafasnya cepat sekali memburu, terengah-engah. Dia rupanya merasakan nikmat luar biasa karena gerakan kon tolku. Aku tahu bahwa dia semakin hanyut. Maka makin gencar kulumat bibirnya, lehernya dan toketnya kuremas makin kuat. Dengan tusukan kon tolku yang agak kuat, kupepet i tilnya dengan menggoyang goyangnya, dia menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya. no noknya terasa menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat. Rupanya dia benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang belum pernah dialaminya. "om, Ana nyampe om", teriaknya dengan kuat. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas. Sudah dua kali dia nyampe dalam waktu relatif singkat. Aku membelai rambutku yang basah keringat. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti hentinya toketnya kuremas-remas pelan.

Tiba tiba, dengan serangan cepat bibirnya kulumat dengan kuat dan diteruskan ke leher serta toketnya kuremas-remas lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku memainkan kon tolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi dia nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali dia berteriak lebih keras lagi. Aku terus memainkan kon tolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah.

Satu tanganku mencengkeram lengannya dan satunya menekan toketnya. Dia makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti ngecretnya pejuku dengan kuat di dalam no noknya, menyembur berulang kali. Terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi no noknya, peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.

Setelah selesai, aku memiringkan tubuhku sambil tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya. "An, kamu luar biasa, no nokmu peret dan nikmat sekali" pujiku sambil membelai toketnya. "om juga hebat. Bisa membuat Ana nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ana bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi..". "Oo gitu ya An, jadi kamu suka dengan kon tolku?" godaku sambil membelai belai wajahnya. "Ya om, kon tol om nikmat, besar, panjang dan keras banget", jawabnya. Aku tidak langsung mencabut kon tolku, tapi mengajak mengobrol sembari kon tolku makin mengecil.

Dan tak henti-hentinya aku menciumi nya, membelai rambutnya dan toketnya. Peju yang bercampur dengan cairan no noknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kon tol yang telah menghantarkan dia ke awang awang itu kucabut sambil kucium lembut sekali. Tak lama kemudian tertidurlah dia dalam pelukanku.

Dia tidur nyenyak sekali. Ketika dia terbangun, dah sekitar tengah malam. Kubelai rambutnya, kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi karena badan kami basah dan lengket karena keringat abis bertempur tadi. . Kubimbing dia ke kamar mandi, saat berjalan masih ada sisa peju yang mengalir di pahanya, mungkin saking banyaknya aku ngecret didalam nonoknya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, dia duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap punggungnya. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun. Pentilnya mulai mengeras.

Pangkal pahanya yang terendam air hangat tersenggol2 kon tolku. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Dia kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremas. kon tolku pun mulai tegang ketika menyentuh no noknya. Terasa bibir luar no noknya bergesekan dengan kon tolku.

Dengan usapan lembut, tanganku terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan no noknya. "om nakal!" desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Dia menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir no noknya. Tak lama kemudian, aku semakin jauh menyusur hingga akhirnya lipatan bibir luar no noknya kuusap-usap. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat, sesekali menggigit dengan gemas. "Aarrgghh..Sstt.. Sstt.." rintihnya berulang kali. Lalu dia bangkit dari pangkuanku. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin dia terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Keatas, meremas dengan lembut toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk.

Pentil kiri dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. "om, lama amat menyabuninya" rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. kon tolku semakin keras dan besar, makin dalam terselip dipantatnya.

Dia meremas bijiku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kananku ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu mengusap no noknya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua bibir luar no noknya. Aku mengusap berulang kali. i tilnya pun menjadi sasaran usapanku. "Aarrgghh..!" rintihnya ketika merasakan kon tolku makin kuat menekan pantatnya. Dia jongkok merendam nonoknya ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir no noknya dengan mengusapkan 2 jarinya.

Ketika dia menengadah kon tolku telah berada persis didepannya. kon tolku telah ngaceng berat. "om, kuat banget sih om, baru aja ngecret di no nok Ana sekarang sudah ngaceng lagi", katanya sambil meremas kon tolku, lalu diarahkan ke mulutnya. 

Dikecupnya ujung kepala kon tolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika dia menjilati kepala kon tolku. Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah berdiri, kaki kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Dia kubuat menungging sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kon tolku ke celah di antara bibir no noknya. "Argh, aarrgghh..,!" rintihnya.

Aku menarik kon tolku perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar no noknya ikut terdorong bersama kon tolku. Perlahan-lahan kutarik kembali kon tolku, aku bertanya "Enak An?". "Enaak banget om",jawabnya.

Aku mengenjotkan kon tolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantat nya dan juga toketnya. "Aarrgghh..!" rintihnya ketika kon tolku kembali menghunjam no noknya. Dia terpaksa berjinjit karena merasa kon tolku seolah membelah no noknya karena besarnya. Terasa no noknya sesek kemasukan kon tolku yang besar dan panjang itu. Kupegang pinggulnya dengan erat dan kon tol kukeluar masukkan dengan cepat dan keras. Terdengar 'cepak-cepak' setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan pantatnya. "Aarrgghh.., om.., Ana nyampe..!" Dia lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan pejuku lebih lama lagi. "Aarrgghh.., An", kataku sambil menghunjamkan kon tolku sedalam-dalamnya.

"om.., sstt, sstt.." katanya karena berulangkali merasa tembakan pejuku dino noknya. "Aarrgghh.., An, enaknya!" bisikku ditelinganya. "om.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien tot om", jawabnya. Aku masih mencengkeram pantatnya sementara kon tolku masih nancep dino noknya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di no noknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.

Setelah selesai aku keluar duluan, sedang dia masih menikmati shower. Selesai mandi, dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, dia keluar dari kamar mandi. Aku sudah mengambilkan soft drink dingin dari lemari es. Ditenggaknya sekali abis. "Haus ya An, laper lagi gak?" "Mangnya ada makanan om?" "Ada si piza tapi sisa. Gak apa kan". "Gak apa om, gak basi kan". "Ya enggaklah say, aku angetin dulu di micro wave ya, masih banyak kok, cukuplah buat kamu. aku mah gak laper, aus iya". Aku menyiapkan pizanya. Dia duduk di mejadekat sofa. Dia kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku memintanya duduk di pangkuanku. Dia menurut saja.

Sambil mengobrol, dia kumanja dengan belaianku. Akhirnya setelah selesai makan, kuraih dagunya, dan kucium bibirnya dengan hangatnya, dia mengimbangi ciumanku. Dan selanjutnya aku mulai meremas-remas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya. Dia sadar bahwa sesuatu yang didudukinya terasa mulai agak mengeras. Ohh, dia langsung bangkit. Dia bersimpuh di depanku dan ternyata kon tolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.

Kepala kon tolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraihnya, dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. Dia suka melihatnya dan sebelum penuh tegangnya langsung dikulumnya kon tolku. Dia memainkan kulup batang yang tebal dengan lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kon tolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkannya kulupku dengan lidahnya, dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan kepala kon tolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kon tolku makin membengkak dan aku mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh.

"om, hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om", katanya, yang juga sudah terangsang. 

Aku makin tak tahan menerima rangsangan lidahnya. Maka dia kutarik ke tempat tidur. Kakinya kubuka sambil tersenyum dan aku langsung menelungkup di antara pahanya. "Aku suka melihat no nok kamu An" ujarku sambil membelai jembutnya yang lebat. "Mengapa?" "Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dien tot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya". Aku terus membelai jembut dan bibir no noknya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan. Bibir no noknya kubuka, dia makin terangsang dan makin banyak keluar cairan dari no noknya. Aku terus memainkan no noknya seolah tak puas-puas, kadang kadang kusentuh sedikit i tilnya. Pinggulnya mulai menggeliat, kemudian diangkatnya pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku.

Kuhisap lubang no noknya yang sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk no noknya, dan saat kuhisapnya i tilnya dengan ujung lidah, dia berteriak.. "Aauuhh!! Ayo dong om, Ana pingin dien tot lagi" ujarnya sambil menarik bantal. Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan kon tol gedeku ke arah no noknya.

Kupegang kon tolku dan kuselipkan di antara bibir no noknya. Pegangan kulepas saat kepala kon tolku mulai menyelinap di antara bibir no noknya dan menyelusup ke lubang no noknya. Pelan-pelan kutekan dan kucium bibirnya lembut. Dia merapatkan pahanya supaya kon tolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya hingga terasa sekali kon tolku menekan dinding no noknya. kon tolku semakin masuk.

Belum semuanya masuk, kutarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegah agar tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya dia berteriak-teriak sendiri. Setelah puas menggodanya, dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan memainkan kon tolku. dengan hentakan keras kon tol kugoyang goyangkan, sambil meremas toketnya, kuciumi lehernya. Akhirnya dia mengelepar-gelepar. Dan sampailah dia kepuncak. Dia berteriak. Aku menyerangnya terus dengan dahsyatnya, sehingga tak habis-habisnya dia melewati puncak kenikmatan.

Lama sekali. Dia memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Dia terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Tubuhnya kutindih serta lehernya kembali kucumbu. Kupeluk tubuhnya dan kembali kuremas toketnya. Pelan-pelan kon tol mulai kuenjotkan.

Aku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku merangsang toketnya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan kon tol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Dia berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat, tangannya mulai menggapai apa saja yang bisa didapat. Aku makin meningkatkan cumbuanku dan memompakan kon tolku makin cepat. Gesekan di dinding no noknya makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Leherku kugigit agak kuat dan kumasukkan seluruh batang kon tolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di i tilnya. Maka jebol lah bendungannya, dia mencapai puncak kembali. Kembali dia berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, dia meronta2. Dia menggigit pundakku.

Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga dia yang di atas. Dia terkulai di atas tubuhku. Dengan sisa tenaganya dia mengeluarkan kon tolku dari no noknya. Diraihnya kon tolku. Tanpa pikir panjang, kon tol yang masih berlumuran cairan no noknya sendiri dikulum dan dikocoknya. Pinggulnya kuraih hingga dia telungkup di atasnu dengan posisi terbalik. Kembali no noknya yang berlumuran cairan jadi mainanku, dia makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kon tolku. Kupeluk pinggulnya hingga sekali lagi dia orgasme. Kuhisap i tilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali. Tubuhnya mengejang dan menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir no noknya merapat ke bibirku. Dia tidak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan tanpa sadar dia menggigit agak kuat kon tolku dan dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme. "An, aku mau ngecret An, di dalam no nokmu ya", kataku sambil menelentangkan dia. "Ya, om", jawabnya. Dia kunaiki dan dengan satu hentakan keras, kon tolku yang besar sudah kembali menyesaki no noknya. Aku langsung memain kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang.

Pantatnya dihentakkannya ke atas dengan kuat sehingga kon tolku nancap semuanya ke dalam no noknya dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejuku muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. "An, nikmat sekali ngen tot sama kamu, no nok kamu kuat sekali cengkeramannya ke kon tolku", bisikku. "Ya om, Ana juga nikmat sekali, tentu saja  cengkeraman no nok Ana terasa kuat karena kon tol om kan gede banget. Rasanya sesek deh no nok Ana kalau om neken kon tol om masuk semua. Kalau ada kesempatan, Ana dien tot lagi ya om", jawabnya. "Pasti", lalu bibirnya kucium dengan mesra.
 
sumber : http://berita-u.blogspot.com/2012/10/ngantot-dengan-spg-parfum-yang-hot.html

Hadiah Ulang Tahun Dua Gadis Hot

Kali ini Berita-U akan berbagi Cerita ML atau Cerita Bercinta Plus Foto atau Gambar. Cerita ini berjudul "Hadiah Ulang Tahun Dua Gadis Hot". Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan hot pastinya  dan lumayan membuat fresh pikiran. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah Fiksi Belaka, Nama, Foto Hot, Seksi, Bugil dan Tempat Kejadian dalam cerita ini hanya imajinasi penulis dan tidak terjadi di kenyataan sebenarnya. Berita-U.Blogspot.Com Update Terus Cerita Dewasa untuk anda....


Berikut Cerita Hadiah Ulang Tahun Dua Gadis Hot
:

"Hadiah Ulang Tahun Dua Gadis Hot"

Saya tak menyangka ada pengalaman seperti ini. Dan tak menyangka pula ada orang seberuntung Ardy. Di hari ulang tahun di hadiahi 2 memek chinese oleh pacarnya sendiri. Sungguh kenikmatan tiada tara dapat ngentot 2 gadis yang bersaudara dalam semalam.

"Aaahh..", jeritnya.

Tubuh montoknya itu bergetar hebat. Pantatnya dihentak-hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Aku diam memberikan kesempatan kepadanya untuk menikmati orgasmenya. Tubuhnya bergetar-getar diiringi desah nafas terengah-engah. Rasanya dunia ini dilupakan kalau tidak karena desahan Mei yang berbaring di sebelah kami. Mei ternyata sedang asyik mempermainkan vaginanya sendiri. Kurasa ini saat yang tepat untuk menyetubuhi Mei. Apalagi aku belum orgasme sehingga kemaluanku masih tegak.

"Sekarang giliran Mei", bisikku di telinganya.

Hubunganku dengan Mei (baca ceriteraku sebelumnya, "Penghibur Hati Yang Sepi") semakin hari semakin akrab. Hari-hari kami terasa indah. Wanita cantik dan seksi itu ternyata sangat liar kalau di atas ranjang. Nafsu seksnya besar dan terus menerus butuh pemuasan. Akupun dengan senang hati melayaninya. Apalagi ia sangat akrab dengan kedua anakku, Anita dan Marko. Mereka sering diajak jalan-jalan dan diberi hadiah. Melihat keakraban mereka aku berpikir, apakah Mei dapat menjadi ibu baru bagi mereka.

"Anak-anak kelihatannya suka denganmu, Mei", kataku satu malam sesudah melewati satu ronde persetubuhan yang panas, "Mereka kelihatannya mau kalau kamu menjadi ibu baru mereka. Bagaimana pendapatmu?"

"Kita jalani saja seperti ini dulu", kata Mei menanggapi, "Aku memang menantikan kata-kata ini. Aku senang kalau diberi kesempatan menjadi ibu bagi Anita dan Marko. Namun lingkungan keluargaku masih agak sulit menerima kamu, maaf, yang bukan keturunan Cina. Tapi kupikir lama-lama mereka juga akan mau. Sabarlah, sayang. Lagi pula tidak banyak bedanyakan. Aku selalu siap untuk kamu kapan saja", lanjutnya.

Aku paham sepenuhnya. Sejak mengenalku kami rutin bertemu untuk hubungan seks. Paling kurang beberapa kali seminggu, kecuali kalau lagi saat menstruasinya. Akhir pekan selalu menjadi kesempatan terindah. Ia mengakui kalau ia ketagihan bersetubuh denganku. Selalu orgasme, begitu katanya. Karena itu ia selalu menantikan saat-saat pertemuan. Aku merasa bangga karena kapan saja aku dapat menikmati tubuh Mei yang cantik dan seksi itu. Menggumuli tubuhnya yang mulus dengan buah dada yang montok dan pantat yang besar itu menjadi kebanggaan tersendiri. Mungkin karena selalu puas bersetubuh denganku, ia menjanjikan hadiah kejutan untuk ulang tahunku.

"Aku ingin memberi hadiah khusus buatmu", katanya empat hari sebelum ulang tahunku.

"Apa itu?" tanyaku.

"Kalau disampaikan sekarang itu bukan kejutan namanya", katanya, "Yakin deh, pasti akan menyenangkan hadiahnya."

"Tapi anak-anak pasti merayakannya pada hari itu", kataku.

"Yah, kita rayakan sehari sesudahnya", katanya, "Untuk itu mulai besok sampai hari itu kita tidak bertemu", lanjutnya.

Aku mengerti. Hadiah khususnya itu ternyata hubungan seks, tapi pasti dengan cara yang khusus. Apa ada pesta berdua dengan cahaya lilin? Dilanjutkan dengan hubungan kelamin yang penuh gelora? Ataukah menginap di satu hotel sambil saling memberi kenikmatan? Terserah dia saja. Toh namanya hadiah.

Ternyata hari-hari menanti hadiah itu sungguh menyiksa. Aku selalu merindukan tubuh montok itu. Aku menelponnya tetapi ia hanya menjawab dengan tertawa-tawa. Ia pasti tahu kalau aku sudah tidak dapat menahan birahiku yang menggelora.

Hari ulang tahunku. Di kantor teman-temanku menyanyikan "Happy Birthday to you" dan ada ucapan selamat. Yang membuatku terkejut adalah kartu ucapan selamat atas adanya "pendamping" baruku, "Congratulations for your new beautiful soul mate!"

"Aku dukung, Mas Ardy", kata Ibu Nadya kepala bagianku.

"Dukung apa, Bu?" tanyaku.

"Alaa.. Mas Ardy ini ada aja", sela Santi yang lincah, "Kan sudah ada pendamping baru. Cantik lagi. Siapa namanya? Kenalin ke kita, dong", godanya.

"Namanya, Mei", kataku karena tak ada pilihan lain, "Tapi belum jelas nih. Jangan dulu deh ucapan selamatnya, nanti keburu bubarkan repot,"

Siang itu di kantor aku tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Aku hanya mereka-reka, pesta seks apa yang disediakan Mei untuk merayakan hari ulang tahunku. Menunggu sehari saja rasanya sangat lama. Akhirnya toh hari yang dinantikan itu tiba. Mei menelpon, jam tujuh sudah harus ada di rumahnya.

Jam tujuh malam itu aku sudah di depan rumahnya. Ternyata pintu pagar tidak dikunci. Ada kertas kecil di pintu minta agar pagar dikunci. Aku menguncinya dan terus ke pintu depan. Ternyata pintu itu sedikit terbuka. Aku masuk. Ruangan depan kosong. Aku terus melangkah ke dalam. Begitu aku masuk ruang tengah, Mei menyongsongku.

"Selamat Ulang Tahun!" serunya.

Aku segera merangkul tubuhnya ke dalam pelukanku. Bibirku mencari bibirnya dan dengan buas melumat bibir itu setelah empat hari tidak merasakannya.

"Uhmm.. Uhmm..", gumamnya gelagapan menghadapi seranganku.

Ia sepertinya mau bicara tetapi aku tak memberinya kesempatan. Lidahku menerobos masuk ke mulutnya dan mempermainkan lidahnya. Tangan kiriku kulingkarkan ke lehernya dan tangan kananku meraih pantatnya. Kutekan tubuhnya ke arahku membuat ia tidak dapat bergerak ke mana-mana. Di saat itulah kudengar suara.

"Ehem..", suara seorang wanita.

Aku terkejut dan melepaskan pelukanku. Aku menoleh. Di atas sofa ruang tengah duduk seorang wanita lain. Aku kaget bukan kepalang. Wanita itu senyum-senyum menatapku salah tingkah. Pastilah wajahku memerah seperti udang rebus.

"Makanya tahan-tahan sedikit", kata Mei sambil tertawa menggoda.

Aku terdiam tidak tahu mau bicara apa.

"Ada yang nonton, tuh", lanjutnya, "Ayo mari aku kenalin. Ini Yen, sepupuku, "

"Yen", kata wanita itu malu-malu sambil menyorongkan tangannya.

"Ardy", sahutku sambil menjabat tangannya.

"Cantik, kan", kata Mei.

Aku memandang lekat wanita itu. Seperti Mei, wanita ini pun keturunan Cina. Ia lebih tinggi dari Mei, sekitar 170 cm. Rambutnya yang panjang hingga menyentuh pinggul dibiarkan tergerai. Ia memakai blouse kuning pucat berleher rendah dengan lengan pendek berenda, dipadu dengan celana sebatas lutut dari bahan denim sebatas lutut. Mataku dengan cepat merayap ke dadanya yang jelas semontok dada Mei. Pinggangnya cukup ramping walau tidak seramping Mei, diimbangi oleh pantatnya yang besar. Betisnya bulat padat. Jelas ia lebih muda dari Mei.

"Aku sudah sering mendengar cerita tentang Kho Ardy dari Ci Mei", kata Yen, "Jadinya penasaran aku, pingin kenalan,"

"Apa kata Mei", pancingku. Yen tersenyum malu-malu.

"Ha ha..", ia tertawa, "Katanya Kho Ardy orangnya baik, sabar, romantis dan.. Hi hi.."

"Hi hi apa", potongku.

"Kuat", katanya tertawa sambil menutup mulutnya.

"Ada aja Mei ini", sahutku agak malu sambil menoleh ke Mei. Tapi dalam hati aku jelas sangat berbangga.

"Kan benar, apa yang aku ceritakan", sahut Mei, "Dan yang paling penting", lanjutnya sambil merangkul bahu Yen, "Kami berdua adalah hadiah ulang tahunmu,"

Aku tertegun tak mampu berkata-kata. Mimpi apa aku semalam? Kedua wanita Cina seksi menawan ini menjadi hadiah ulang tahunku? Keduanya berdiri di hadapanku sambil mengikik. Kupandangi keduanya lurus-lurus dengan mata berbinar. Waooh! Tak dapat kubayangkan seperti apa sensasi di ranjang nanti diapit oleh dua wanita Cina cantik, bahenol dan seksi ini.

"Wah, sudah nafsu nih", goda Mei. Yen tertawa pelan menimpali.

"Abis hadiahnya istimewa begini", sahutku.

Keduanya mendekatiku. Mei merangkulku ketat dan mendaratkan ciumannya bertubi-tubi. Kurasakan padat tubuhnya. Buah dadanya yang montok lembut dan menggairahkan itu menekan dadaku. Kurengkuh pantatnya dan kurapatkan ke tubuhku.

"Selamat Ulang Tahun, sayang", katanya.

Dilepaskannya tubuhku. Yen mendekatiku. Kurangkul ia ke dalam pelukanku. Ia mencium pipiku kiri dan kanan. Buah dadanya yang montok dan kenyal itu menekan dadaku. Tubuh seksi itu bergetar. Denyut jantungnya terasa olehku. Tanganku melingkar ke bongkahan pantatnya yang bulat padat itu dan kurengkuh rapat ke tubuhku. Ia menggeletar dalam pelukanku ketika kudaratkan ciumanku ke bibirnya. Ia menyambut hangat. Kujulurkan lidahku dan menerobosi mulutnya. Lidahku segera disambut oleh permainan lidahnya. Celanaku mulai terasa sesak karena gerakan kemaluanku yang mengeras.

"Sudah.. sudah..", potong Mei, "Nanti diteruskan. Sekarang kita makan dulu, "

Aku melepaskan Yen dari pelukanku walaupun nafsu birahiku mulai meningkat ingin segera dituntaskan. Kami beralih ke ruang makan menikmati hidangan yang sudah tersedia. Kulihat ada sebotol anggur merah. Makam malam terasa sangat indah dalam cahaya lilin. Rasa bangga menyelimuti benakku. Bayangkan! Di tengah ruangan yang romantis dengan hidangan yang enak dalam temaram cahaya lilin, aku duduk menikmati anggur merahku dengan diapit dua wanita cantik bermata sipit nan bahenol dan seksi.

Aku tidak ingin terburu-buru menikmati semua ini walaupun senjata andalanku di bawah sana telah semakin tidak sabar, ingin segera menyatu dengan tubuh-tubuh seksi ini bergiliran. Keduanya pasti tahu dari gerak mataku yang jelalatan, melompat dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun aku tidak ingin memberi kesan liar. Terutama untuk Yen, kesan pertama ini harus indah dan romantis sehingga di masa depan tetap ada kesempatan untuk menggarapnya.

Seperti Mei, Yen juga sudah menjanda sekitar enam bulan. Ditinggal suami yang pergi dengan wanita lain katanya. Usianya 29 tahun, tiga tahun lebih muda dari Mei, sepuluh tahun lebih muda dariku. Dalam hati aku berpikit, kok bisa ya, wanita secantik ini bisa ditinggal suami, minggat dengan wanita lain. Pasti bodoh lelaki itu. Tapi itu bukan persoalanku. Yang jelas ia ada di sini malam ini untukku. Malam ini kesempatan terbuka lebar bagiku untuk menikmati tubuhnya. Perbedaan sepuluh tahun sama sekali tidak ada pengaruhnya untuk urusan ranjang. Waahh.. Betapa beruntungnya aku.

Selesai makan malam, aku diminta menanti di ruang tengah. Keduanya menghilang ke lantai atas. Aku menungguh dengan jantung berdebaran. Lampu-lampu diredupkan. Dan dari lantai atas kulihat keduanya turun dengan membawa kue ulang tahun dihiasi lilin beryala berbentuk angka 39.

"Happy Birthday to you", keduanya bernyanyi, "Happy birthday to you. Happy birthday, Dear Ardy. Happy birthday darling!"

Pemandangan di depanku sungguh-sungguh indah. Sambil memegang kue ulang tahun itu, keduanya ternyata hanya mengenakan BH dan celana dalam. Mei memakai BH dan celana dalam berwarna merah hati, sedangkan Yen mengenakan BH dan celana dalam hitam. Sangat kontras di kulit keduanya yang putih bersih. Buah dada keduanya menyembul dari BH kecil yang hanya menutupi sepertiga buah dada itu. Dalam temaram lampu yang redup kulit keduanya yang putih nampak sangat indah.

Pusar di perut itu nampak menawan. Paha-paha padat itu menopang pinggul yang bundar dan digantungi oleh bongkah-bongkan pantat yang padat dan bulat. Celana dalam kecil yang menutupi pangkal paha menampilkan pemandangan yang sungguh menggairahkan. Kemaluanku mengeras dan berdenyut-denyut, tidak sadar menanti saat nikmat menyatu dengan kedua tubuh menawan itu.

Setelah meletakkan kue dihiasi lilin bernyala itu di depanku, Mei memintaku berdiri. Lalu keduanya melepaskan pakaianku satu per satu. Bajuku, sepatuku, kaos kaki, celanaku, dan kaos dalamku. Yang tertinggal hanyalah celana dalamku yang sudah tidak mampu menyembunyikan kemaluanku yang sudah menggunung. Mei merapat ke sisi kiriku sedangkan Yen ke sisi kananku. Keduanya menggelayut ke dua lenganku sehingga tonjolan buah dada masing-masing menempel erat di lenganku.

"Ayo, lilinnya ditiup dan kuenya dipotong", kata Yen.

Aku duduk diapiti oleh keduanya dengan tubuh menempel erat ke tubuhku. Kutiup lilin itu dan memotong kuenya. Potongan pertama kusuapkan ke mulut Mei dan yang kedua ke mulut Yen. Setelah toast anggur merah, mulailah aku menikmati hadiah ulang tahunku. Aku menyandar di sofa dan kubiarkan kedua wanita cantik itu melakukan apa yang mereka mau. Setelah masing-masing memperoleh ciuman di bibir, mulailah mereka beraksi.

Mula-mula kedua puting susuku dikulum keduanya. Mei mengulum di sebelah kiri dan Yen di sebelah kanan. Lalu masing-masing mulai bergerak ke arahnya sendiri. Mei mulai menelusuri perutku dan mengarahkan jilatan-jilatannya ke bawah, sedangkan Yen mulai merambati dada dan leherku dengan jilatan dan hisapan. Aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang mulai menjalari seluruh tubuhku. Tanganku mulai aktif bergerilya. Buah dada keduanya menjadi sasaranku. Kucari pengait BH keduanya dan kulepaskan. Buah dada keduanya menyembul keluar bebas dengan indahnya. Tangan kiriku mencari-cari buah dada Mei dan meremasnya. Sejalan dengan itu kutarik Yen merapat. Dengan segera mulutku mengerkah buah dadanya yang ternyata lebih besar dari punyanya Mei.

"Ooohh.." erang Yen. Ditekannya kepalaku sehingga wajahku terbenam di belahan dadanya yang montok itu.

"Kita tuntaskan di kamar", kata Mei tiba-tiba.

Kurangkul kedua wanita itu pada pinggul masing-masing. Bertiga kami melangkah ke kamar tidur Mei di lantai atas hanya dengan mengenakan celana dalam masing-masing. Keduanya mengikik kecil merasakan kenakalan tanganku yang telah menyeruak ke balik celana dalam mereka masing-masing dan mengusap-usap pantat mereka. Rasanya sudah tidak sabar untuk menenggelamkan diri ke dalam pelukan keduanya secara bergiliran.

Kamar tidur Mei harum dan romantis. Kamar ini telah puluhan kali menjadi saksi pertemuanku penuh birahi dengan Mei. Ranjang lebar ini menjadi saksi bisu jeritan-jeritan kenikmatan Mei dan erangan penuh kenikmatanku. Entah sudah berapa banyak spermaku tercecer di atas ranjang ini bercampur dengan cairan vag|na Mei. Dan malam ini kamar ini sekali lagi menjadi saksi sejarah baru diriku, bersetubuh sekaligus dengan dua orang wanita Cina yang cantik, bahenol dan seksi.

Mei dan Yen segera melepaskan celana masing-masing. Kuminta keduanya berdiri berjajar. Dalam cahaya lampu yang sengaja diredupkan kedua tubuh bugil itu nampak sangat indah. Keduanya berputar bak peragawati mempertontonkan tubuh telanjangnya. Keduanya lalu mendekatiku dan merebahkan tubuhku ke atas ranjang. Yen cepat meloroti celana dalamku. Kemaluanku yang besar dan panjang itu segera mencuat tegak di hadapannya.

Jemari Yen yang lentik dan lembut itu segera menggenggam batang kemaluanku. Diremas-remas sebentar dan dielus-elus lembut. Aku mengerang-ngerang kenikmatan. Kuraih tubuh montok Mei dan buah dadanya segera menjadi bulan-bulanan mulutku. Sementara itu Yen mulai mempermainkan lidahnya di seputar pusarku dan semakin mendekati pangkal pahaku. Batang kemaluanku itu ada dalam genggamannya. Tangan kananku meraih buah dada Yen dan meremas-remasnya, sementara tangan kiriku merayap di sela-sela paha Mei. Jari-jariku merambah bulu-bulu kemaluannya yang lebat dan terbenam ke lubang basah kemaluannya.

"Aaacch..", erang Mei sambil menekan kepalaku lebih erat ke dadanya.

Jari-jariku semakin keras mencengkeram buah dada Yen ketika lidahnya yang lincah semakin mendekati batang kemaluanku yang semakin keras dan berdenyut-denyut. Ketika lidahnya semakin lidahnya menyentuh batang kemaluanku aku merasakan sensasi yang hebat dan mulut mungilnya itu dengan segera menelan senjata kebanggaanku itu.

Sementara itu Mei semakin menggelinjang dan kemaluannya semakin basah oleb banjir cairan vaginanya. Sambil terus mengulum kemaluanku Yen melepaskan tanganku yang meremas buah dadanya. Tangan itu dituntun ke arah selangkangannya. Tanganku segera menyapu kemaluannya yang berbulu lebat itu dan jemariku segera tenggelam ke lubang yang sudah basah oleh cairan vaginanya. Puas mengulum kemaluanku Yen minta buah dadanya dikulum. Segera Mei menggantikannya mengulum kemaluanku. Erangan dan lenguhan memenuhi ruangan. Tubuh Yen menggeletar hebat menandakan birahinya makin menggila butuh pelampiasan. Kupikir sudah saatnya menyetubuhi kedua wanita ini. Aku merebahkan keduanya hingga menelentang berjejer.

"Yen duluan", bisik Mei terengah-engah.

Yen telentang dengan mata tertutup dan paha yang sudah terbuka lebar siap disetubuhi. Aku memegang kedua pahanya dan beringsut mendekat. Mei menempelkan kedua buah dadanya di punggungku dan lidahnya bergerilya di seputar leher dan kupingku. Kuarahkan batang kemaluanku yang sudah keras dan tegak. Kuusap-usap di bibir lubang kemaluan Yen. Ia mendesis dan mulai menggelinjang, tidak sabar menanti saat-saat penetrasi. Ujung kemaluanku perlahan-lahan mulai menguak bibir kemaluannya yang telah basah. Mulutnya terbuka dan terdengar keluhan kecil. Aku berhenti sejenak. Ia membuka matanya dan di saat itulah kusentakkan pantatku ke depan.

"Aaa..", Yen menjerit.

Kemaluanku yang besar dan panjang itu menerobos ke dalam lubang kemaluannya, lancar seperti di jalan tol. Yen menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kemaluanku dapat menyuruk lebih dalam. Aku berhenti dan membiarkan ia menikmatinya. Nikmat rasanya kemaluanku digigit-gigit oleh dinding vaginanya. Ia mendesis-desis dan mengerang-erang nikmat. Lalu perlahan tetapi pasti aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Erangan Yen semakin keras. Buah dadanya bergoncang-goncang hebat seirama dengan genjotanku. Rambutnya yang panjang terserak-serak, membuat ekspresi wajahnya yang menahankan kenikmatan itu menjadi sangat menarik.

Aku mengatur ritme genjotanku agar ia dapat menikmatinya. Aku mempercepat gerakan pantatku. Kenikmatan yang semakin menggila membuat ia mencengkam kedua lenganku. Ketika ia semakin menjerit-jerit, aku memperlambat bahkan menghentikan genjotanku. Ia mendesah-desah kecewa. Di saat ia masih mendesah-desah, kembali aku menyentakkan pantatku dan mengocok dengan cepat. Kembali jeritannya memenuhi ruangan itu.

"Cepat.. Cepat.." gumamnya tidak karu-karuan, "Aku mau keluar.."

Kupercepat tempo genjotanku. Tiba-tiba ia menarik tubuhku hingga rebah sepenuhnya di atas tubuhnya. Kubenamkan wajahku di lehernya mengiringi jeritan kenikmatan yang dilepaskannya.

"Aaahh..", jeritnya.

Tubuh montoknya itu bergetar hebat. Pantatnya dihentak-hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Aku diam memberikan kesempatan kepadanya untuk menikmati orgasmenya. Tubuhnya bergetar-getar diiringi desah nafas terengah-engah. Rasanya dunia ini dilupakan kalau tidak karena desahan Mei yang berbaring di sebelah kami. Mei ternyata sedang asyik mempermainkan vaginanya sendiri. Kurasa ini saat yang tepat untuk menyetubuhi Mei. Apalagi aku belum orgasme sehingga kemaluanku masih tegak.

"Sekarang giliran Mei", bisikku di telinganya.

Yen mengangguk pelan dan melepaskan pelukannya. Ia menelentang seperti kehabisan tenaga di sebelah Mei. Aku beralih ke Mei. Kutarik tangannya. Ia segera membuka pahanya lebar-lebar. Kemaluannya sudah basah dan merekah, rupanya sudah tak sabar menunggu gilirannya digenjot. Aku merayap mendekatinya. Kemaluanku masih basah dan berkilat-kilat oleh cairan vag|na Yen. Kuarahkan ujung kemaluanku ke lubang kemaluannya.

Mei memejamkan matanya sambil memegang kain seprei yang sudah acak-acakan itu, menanti saat-saat sensasional penetrasi batang kemaluanku. Ujung kemaluanku menyentuh bibir vaginanya dan menyeruak di antar bibir-bibir itu mencari jalan masuk. Aku menurunkan pantatku sedikit dan kurasakan kemaluanku mulai memasuki kemaluannya. Mei mulai mendesah-desah. Aku menariknya keluar lagi. Ia mendesah lagi seperti kecewa. Di saat itu aku menyurukkan kemaluanku ke dalam lobang surgawinya.

"Aaa.." Mei menjerit keras.

Matanya membelalak. Kemaluanku kutancapkan dalam-dalam di lubang kemaluannya. Setelah jeritannya berubah menjadi erangan, aku mulai menggerak-gerakkan pantatku maju mundur. Kususupkan tanganku ke bawah lengannya dan merangkul erat bahunya. Mulutku kubenamkan ke leherya yang jenjang. Ia melingkarkan tangannya ke punggungku dan memelukku erat-erat. Pantatnya yang bundar besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Mulutnya terus menerus mengeluarkan desisan, erangan dan jeritan, mengiringi sodokan-sodokan kemaluanku yang semakin menggila. Jepitan dinding vaginanya terasa sangat nikmat.

"Lebih keras.. Lebih keras lagi.." erang Mei.

Aku memompanya semakin bersemangat. Peluh mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Aku mengangkat sedikit dadaku. Mulutku segera menerkam buah dada kirinya yang berguncang-guncang itu. Ia mengerang dan menekan kepalaku ke dadanya. Dari buah dada kiri aku beralih ke kanan. Ia menceracau semakin tak menentu. Pahanya membuka dan menutup. Kecipak cairan vaginanya semakin memperbesar nafsuku.

"Aku mau keluar", katanya terputus-putus.

"Aku juga", sahutku merasakan desakan magma spermaku yang akan memancar.

"Di dalam saja, sayang", bisiknya.

Karena ingin mencapai orgasme bersama-sama, aku meningkatkan kecepatan genjotan kemaluanku. Mei menjerit-jerit semakin keras. Aku menggeram dan menggigit lehernya. Ia merangkulku erat-erat. Kuku-kukunya terasa menembus daging punggungku. Akhirnya oleh satu hentakan keras aku membenamkan kemaluanku dalam-dalam diiringi lolongan panjang Mei membelah udara malam. Pantatnya dihentak-hentakkan ke atas. Pahanya terangkat membelit pinggangku seakan memeras setiap tetes spermaku menyembur ke dalam rahimnya. Kurasakan banjir lahar spermaku deras memancar. Aku letih, Mei juga.

Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Lalu aku melepaskan diriku dari pelukan Mei dan terhempas ke atas kasur empuk spring-bed Mei, tepat di antara Mei dan Yen. Kedua wanita montok itu seperti dikomando merapat ke arahku. Buah dada keduanya menyentuh dadaku dan paha kiri Mei serta paha kanan Yen sama-sama membelit pahaku. Keduanya menciumku dengan lembut.

"Terima kasih, Kho", kata Yen. Aku hanya mengangguk-angguk kecil.

Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan membersihkan tubuh. Kedua wanita itu memandikanku. Mereka menyirami tubuhku dengan air hangat dan menggosokkan body foam. Yang menarik, gosokan itu tidak dibuat dengan tangan tetapi dengan buah dada masing-masing. Acara mandi erotik ini jelas memancing nafsu birahiku. Perlahan-lahan kemaluanku mulai bangun lagi. Uh.. Sungguh acara mandi malam yang tak terlupakan.

"Wuii.. Si ujang sudah bangun nih", goda Mei sambil mengelus kemaluanku, "Sesudah ini kita akan mulai ronde kedua", lanjutnya.

Acara mandi selesai dan kami kembali ke ruang tengah lantai bawah. Bertiga kami tidak mengenakan sehelai benangpun. Sepenuhnya bugil. Kupandangi dua wanita Cina yang menawan ini. Mereka lagi menuang anggur. Yen membawa dua gelas, satu diserahkan kepadaku.

"Untuk si jantan yang berulang tahun", kata Mei, "Semoga tetap kuat perkasa,"

"Untuk Mei dan Yen", sahutku, "Semoga tetap seksi dan menawan,"

"Untuk kita bertiga", kata Yen, "Semoga jadi group seks yang kompak,"

Gila! Dunia apa yang sedang aku masuki sekarang ini? Rasanya seperti bermimpi, tetapi ini bukan mimpi. Ini sungguh kenyataan. Mengapa menolak untuk menikmati semua ini. Kedua wanita itu kini merapat ke tubuhku dan memulai aksinya.

"Sekarang kita main di sini saja", kata Mei.

Aku dan Yen tidak menjawab. Setuju saja. Apa sih salahnya bersetubuh di atas karpet lembut ruang tengah ini? Keduanya segera tenggelam dalam aksinya masing-masing. Rabaan dan elusan disertai jilatan dan kecupan menjalari seluruh tubuhku, mengiringi kedua tanganku yang bebas bergerilya di setiap lekuk tubuh keduanya. Pada saat kedua tanganku melingkar ke pantat keduanya dan merasakan betapa montok dan padat pantat keduanya, timbul ideku untuk menyetubuhi keduanya dalam doggy-style. Kemaluanku dengan segera tegang kembali oleh ide menarik ini.

"Ayo, Mei dan Yen", kataku, "Sekarang kalian berlutut di lantai. Aku mau doggy-style, "

Tanpa berkata-kata kedua wanita itu saling memandang dan tertawa mengikik. Lalu keduanya segera berlutut membelakangiku. Keduanya saling bertaut lengan, biar bisa saling membagi kenikmatan mungkin. Pemandangan di depanku sungguh indah. Aku memandang kedua bokong yang besar, putih, mulus dan padat itu. Di antara paha itu nampak gundukan rambut kemaluan masing-masing yang lebat dan hitam. Di sela-sela rambut itu nampak bibir-bibir kemaluan yang merekah merah, siap untuk digenjot bergantian.

"Ayo Kho", kata Yen, "sudah nggak sabar nih!"

Aku mendekati dan mengelus-elus pantat keduanya. Ketika jari-jariku mulai merayapi bibir kemaluan, keduanya mendesis serentak. Jari-jariku menyeruak ke antara bibir-bibir vag|na itu dan mempermainkan kedua klitoris. Keduanya serentak menjerit kecil dan mendongak. Sungguh sensasi yang indah. Kemaluanku yang sudah sekeras senapan itu kuarahkan ke bokong Mei. Tanpa kesulitan aku menembus kemaluannya yang telah basah licin itu.

Beberapa menit bermain dengan Mei, aku lalu beralih ke Yen. Ia pun menjerit kecil ketika kemaluanku menerobosi lubang surgawinya. Kukocok-kocok perlahan lalu semakin cepat. Ia mengerang semakin keras tak terkendali. Beberapa menit aku pun beralih ke Mei. Begitu seterusnya, sehingga kedua wanita itu semakin penasaran.

Malam semakin larut, namun untuk kami bertiga waktu tidak lagi penting. Yang penting sekarang ialah bagaimana meraih kenikmatan bersama-sama. Aku mulai merasa letih juga. Maka ingin kuakhiri dulu ronde kedua ini. Aku memegang bokong Mei dan menyodoknya keras-keras. Ia menjerit keras dan terus mengerang-erang tak karuan ketika kemaluanku bergerak lincah keluar masuk kemaluannya. Ketika kulihat ia mencengkram keras karpet aku tahu ia akan keluar. Aku mempercepat gerakanku dan menghentak keras. Mei menjerit keras dan rebah ke atas karpet. Aku mengikutinya dan beberapa saat menindihnya.

Melepaskan diri dari Mei aku beralih ke Yen yang setia menanti. Dengan cepat aku menghujamkan senjata kebanggaanku ke dalam kemaluannya. Seperti Mei ia pun menjerit keras. Rambutnya yang panjang itu kujambak sehingga ia mendongak ke atas sambil terus mengerang. Bunyi pantatnya yang beradu dengan pahaku seakan menjadi irama kenikmatan yang tak ada duanya. Aku pun merasa akan segera orgasme. Rambutnya semakin keras kutarik sehingga ia semakin mendongak. Pantatnya melengkung ke atas dan buah dadanya yang besar itu berguncang-guncang, seirama dengan gerakan pantatku.

"Aaauu, Kho" jeritnya, "Aku mau keluar!"

"Aku juga", balasku.

Serentak dengan jambakan rambutnya, mengiringi jeritan panjangnya, aku menghentakkan pantatku keras-keras. Ia rubuh ke atas karpet ditindih olehku. Di saat itu kurasakan deras spermaku memancar ke dalam rahimnya. Aku letih, juga Mei dan Yen. Aku diam membatu di atas pantat Yen yang montok. Mei merangkak mendekat dan mengelus-elus kepalaku.

Aku bangun. Yen juga. Sempoyongan ia berjalan dan duduk di sofa. Kakinya terbuka lebar dan dapat kulihat leleran spermaku menetes dari vaginanya. Aku menghempaskan tubuhku di samping kirinya. Kurangkul bahunya. Mei mendekat dan duduk di sebelah kiriku. Kedua tanganku merangkul punggung keduanya dan menggapai buah dada kanan Yen dan buah dada kiri Mei. Kugenggam kedua buah dada itu erat-erat.

"Terima kasih Mei, terima kasih Yen", kataku, "Terima kasih untuk kado ulang tahunya, "

Keduanya menatapku, mengangguk dan tertawa gelak-gelak.

"Tidak pernah terpikir dalam hidupku dapat mengumbar nafsu dengan dua wanita Cina yang cantik menawan, bahenol, montok dan seksi", kataku.

"Kho tak usah takut", sahut Mei, "Kami akan siap untuk Kho Ardy kapan saja,"

"Untuk lelaki sekuat Kho Ardy, Yen dan Mei akan siap selalu", timpal Yen.

Sejak peristiwa hadiah ulang tahun itu, aku jadi selalu punya wanita yang siap melayani nafsuku. Kalau Mei lagi menstruasi, Yen pasti siap untukku. Begitu juga sebaliknya. Namun kami juga sering berkumpul bertiga untuk saling berbagi kenikmatan.

Sekali di rumah Mei, larut malam setelah menyetubuhi keduanya secara bergiliran, iseng aku menggoda keduanya.

"Aku sudah punya dua wanita Cina yang cantik dan seksi", kataku, "Kapan dua ini akan bertambah?"

"Kho Ardy pingin tambah lagi", kata Yen di luar dugaanku, "Mudah, Kho. Akan Yen atur. Mau tambah satu atau dua lagi, terserah Kho Ardy aja,"

Aku terkejut dan menoleh ke Mei.

"Nggak usah khawatir", lanjut Mei, "Akan ada saatnya hadiah baru lagi. Tapi harus hemat-hemat tenaganya. Soalnya wanita Cina itu nafsunya gede-gede. Haha.."

Aku terkejut tetapi juga berbangga. Gimana ya rasanya kalau sekali waktu dikerubuti empat wanita cinta yang cantik dan bahenol seperti Mei dan Yen?

"Tapi", kataku terus menggoda, "Kalian nggak nyesal disetubuhi lelaki bukan Cina, apalagi yang berasal dari KTI sepertiku?"

"Ah", renggut Mei manja, "Tentu aja tidak. Hitung-hitung mendukung program pemerintah yakni pembauran,"

"Pembauran ada macam-macam, Kho", lanjut Yen, "Ada yang berbaur dalam pekerjaan, rumah, profesi dan pergaulan. Untuk kita bertiga, yah berbaur kelamin aja,"  gimana.? udah hot.?
sumber : http://berita-u.blogspot.com/2012/10/hadiah-ulang-tahun-dua-gadis-hot-cerita.html

Ngentot Kenalan Baru Email

Kali ini Berita-U akan berbagi Cerita ML atau Cerita Bercinta Plus Foto atau Gambar. Cerita ini berjudul "Ngentot Kenalan Baru Email". Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan hot pastinya  dan lumayan membuat fresh pikiran. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah Fiksi Belaka, Nama, Foto Hot, Seksi, Bugil dan Tempat Kejadian dalam cerita ini hanya imajinasi penulis dan tidak terjadi di kenyataan sebenarnya. Berita-U.Blogspot.Com Update Terus Cerita Dewasa untuk anda....


Berikut Cerita Ngentot Kenalan Baru Lewat Email :

"Ngentot Kenalan Baru Email"

Aku tidak tahu bagaimana aku bisa terpikat dengan wanita ini. Semuanya bermula pada saat aku membuka emailku dan menerima salam perkenalan dari seseorang yang bernama Pipit. Hampir setiap hari aku menerima email darinya.


Setelah berjalan 2 bulan, hubungan di dunia maya tersebut semakin erat. Hingga dia berani mengirimkan foto dirinya yang separoh telanjang walaupun bagian wajahnya dihitamkan. Pipit memberitahu itulah dirinya. Kerana wajahnya dihitamkan, aku tidak tahu siapa dia sebenarnya. Setiap melihat fotonya terbayang tubuh montok yang mulus, susu yang bulat besar dan montok dengan pentilnya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu membuat nafsu birahiku naik.

Pipit pun mulai berani menceritakan hal peribadinya kepadaku terutama kehidupan sex bersama suaminya. Katanya dia merasa kesepian karena semenjak suaminya menduduki jabatan dikantornya, suaminya asyik dengan tugas kantornya. Dia jarang mendapatkan nafkah biologis dari suaminya. Dan kalaupun dapat, dia belum pernah mendapatkan kepuasan saat berhubungan sek dengan suaminya, karena begitu suaminya menginginkannya biasanya suaminya langsung menyetubuhi dirinya dan setelah suaminya menyemprotkan pejunya, suaminya langsung tidur tanpa menghiraukan dirinya. Apakah sudah mendapatkan kepuasan atau belum.


Menginjak bulan ketiga hubunganku dengan Pipit, aku dikejutkan dengan sebuah email dari Pipit,

“Bang... pingin sekali Pipit merasakan kenikmatan dalam bersetubuh.
Namun rasanya mustahil itu dapat Pipit peroleh dari suamiku.
Karena dia sibuk dengan urusan kantornya.
Kalau lihat foto Abang,
Abang pasti sanggup memberikan kepuasan yang Pipit inginkan.
Apa mungkin hal itu terjadi, Bang?????
Ah kayaknya Pipit terlalu banyak berharap???
Namun Pipit yakin suatu saat harapan itu pasti terwujud.”


Email tersebut sangat menggangu pikiranku selama berhari-hari. Apalagi kalau membayangkan bentuk tubuh Pipit yang sangat menggiurkan. Email itupun kemudian aku balas,

“Pit... sebenarnya Abang pun juga menginginkan hal itu.
Setiap melihat foto Pipit, Abang selalu terbayang akan keindahan tubuh Pipit,
Sehingga nafsu birahi Abang bangkit menggelora.
Abang jadi tersanjung dengan ajakan Pipit.
Tapi gimana aku dapat mewujudkan harapan kamu???
Siapa kamu sebenarnya aku pun tidak tahu???
Harapan Abang Pipit dapat memberitahukan jati diri Pipit yang sebenarnya.
Sehingga Abang dapat mewujudkan harapan Pipit.....


Aku berharap saat itu juga Pipit membalas emailku, namun hingga hampir 1 bulan ternyata Pipit belum juga membalas emailku tersebut, hingga suatu hari ada email masuk dari Pipit

“Bang... Pipit akan kasih tahu siapa sebenarnya Pipit.
Tapi syaratnya Abang harus berjanji tidak akan menyebarkan dan memberitahukan identitas diriku kepada siapapun.
Pipit percaya Abang dapat menjaga kerahasiaan itu...
Ini nomor HPku 0856xxxxxxx”


Dibawah kata2 tersebut ada sebuah foto terbaru Pipit. Alangkah terkejutnya aku saat melihat foto tersebut. Ternyata Pipit adalah Siska... teman satu kantor dan satu bagian denganku. Siska adalah juniorku. Dalam hati aku memujinya betapa selama ini dia dapat menyembunyikan identitas dirinya walau setiap hari bertemu denganku, sehingga akupun tidak tahu bahwa dia adalah Pipit kekasihku di dunia maya.

Saat jam pulang kantor aku sengaja menghampirinya, dan tampak dia terkejut melihat aku sudah berdiri didepan meja kerjanya.

“Sis..., mau pulang bareng?” ajakku

Siska sepertinya tidak percaya dengan ajakanku, dengan agak ragu dia menjawab,

“Boleh juga nih... lumayan ngirit ongkos taxi...”

Akhirnya dengan mengendarai mobilku aku dan Siska menjelajahi jalanan ibu kota yang masih macet. Diperjalanan Siska sempat menanyakan nomor HPku yang kemudian disimpannya nomor HPku tersebut dalam HPnya.


Aku tawarkan pada Siska gimana kalau sebelum pulang kerumah masing2 cari tempat makan dulu dan ternyata Siska menyetujui ajakanku tersebut. Kamipun akhirnya masuk salah satu restoran dan pada saat makan tersebut, dengan hati2 aku bertanya pada Siska,

"Sis, kamu serius dengan ajakan kamu diemail tempo hari kepadaku?" tanyaku.

"Menurut Abang gimana? Abang sendiri berani gak menerima tantangan dariku?” jawab Siska sambil tangannya mengetikkan pesan singkat di HPnya. Tak berapa lama HPku berbunyi pertanda ada sebuah SMS masuk dan begitu aku lihat ternyata SMS dari Siska. Sambil tersenyum aku baca SMS tersebut,

“Bang, jujur setiap ketemu Abang di kantor aku selelu membayangkan enaknya disetubuhi Abang!! Abang adalah harapan bagi Siska untuk mewujudkan kenikmatan yang telah lama hilang dari Siska. Kalau Abang mau malam ini kita kerumah Siska mumpung suami Siska lagi dinas luar kota."

Seakan gak percaya dengan SMS tersebut, aku tatap wajah Siska,

"Ke rumahku yuk Bang?" ajak Siska sambil membersihkahkan sisa makanan dimulutnya tanpa menunggu jawaban dariku. Siska memanggil pelayan restoran dan meminta bill dan membayarnya segera setelah bill itu diterimanya. Bagai kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja ketika Siska mengajak kerumahnya.

Diperjalanan aku masih bingung dengan kenekatan Siska. Rupanya dorongan nafsu telah mengalahkan akal sehat Siska. Rasanya aku gak sabar ingin segera sampai dirumah Siska dan menikmati tubuh montok Siska yang selama ini selalu aku bayangkan. Ternyata malam ini apa yang aku bayangkan selama ini akan terwujud.

Begitu tiba dirumah Siska, Siska bergegas turun dari mobilku dan membukakan pintu pagar serta menyuruhku agar memarkir mobilku dihalaman belakang agar gak kelihatan orang dari jalan. Kemudian Siska membuka kunci pintu rumahnya dan menghilang dibalik pintu.


Selesai memarkirkan mobilku akupun bergegas masuk rumah Siska dan begitu pintu terbuka, tertegun aku seketika melihat tubuh Siska yang hanya ditutup baju tidur tipis warna putih merek Victoria Secret dan tanpa BH dan CD sehingga bagian susu dan selangkangannya terlihat jelas. Tampak susunya yang bulat besar dan montok menggantung indah dengan pentilnya yang berwarna coklat ke-merah2an sama seperti yang terlihat difoto yang pernah dikirimkan kepadaku. Sedangkan bagian selangkangannya terlihat bagian no noknya ditutupi bulu jem but yang hitam lebat, kontras dengan warna kulit pahanya yang putih mulus. Bagian itulah yang selama ini belum pernah aku lihat, sehingga begitu melihat bagian tersebut akupun berdecak kagum,

“Sempurna...” batinku.

Dengan senyuman manis Siska memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Aku menyentuh pipinya dengan hidungku. Licin dan lembut. Per-lahan2 aku mengucup bibirnya. Kemudian mulai mengulum lidahnya dan menghisapnya perlahan-lahan sambil merangkul lehernya.


Susu Siska yang besar dan montok terasa mengganjal didadaku saat aku semakin merapatkan badanku. Rangkulan aku longgarkan agar tanganku dapat meremas-remas susunya. Namun belum sempat menyentuh susunya, tanganku dipegangnya dan ditariknya tanganku sambil berjalan menuju kedalam kamarnya.

Menyadari hal itu akupun segera menggendong Siska sambil mulutku mengulum bibirnya hingga sampai ke dalam kamarnya. Sesampainya dikamar aku rebahkan Siska di atas kasur yang empuk. Aku berbisik telinganya,

"Malam ini, kamu akan merasakan kembali kenikmatan yang telah lama tidak kau rasakan..... Aku akan memenuhi harapan kamu.....!!!".
Sambil terus berciuman tanganku mulai menjalar di dada Siska. Terasa susu Siska yang besar dan montok, memang padat dan kencang. Aku meremas-meremas susunya sambil mengulum lidahnya. Siska membalas kulumanku.

Setelah puas berkuluman dan remas-meremas, aku terus melepaskan baju tidur Siska agar tidak ada lagi yang menutupi keindahan tubuhnya. Kini dari dekat aku dapat melihat betapa indah tubuhnya yang berkulit putih mulus itu. Aku terus menjilat telinga dan seluruh tubuhnya.

"Aaaahhhhhhhggggghhhhhh...” Siska mengerang manja. Siska berusaha melepaskan pakaianku... hingga yang tersisa tinggal cdku saja.

Tak sabar rasanya aku untuk menjamah daging mentah yang terhidang didepan mata....
Kemudian tanganku meremas kedua susu Siska yang kenyal dan montok itu. Kulihat pentil susu Siska yang berwarna coklat kemerahan sudah menegak. Dengan rakus aku hisap susunya. Mula-mula sebelah kiri dan yang sebelah lagi kuremas-remas. Setelah puas aku hisap susu yang sebelah kiri, aku pindah ke susu sebelah kanan. Tampak Siska sudah makin terangsang. Dia merintih dan menggeliat antara geli dan nikmat.

"Mmmm ..mmm enak Bang ...!!," erangnya perlahan.

Aku terus menghisap kedua pentil susu Siska bergantian... Siska menggeliat lagi.
"Mmmm sedappp Bang... terus Bang ... ", Siska semakin mendesah tak karuan saat hisapan mulutku makin kuat pada susunya.

"Aawww....nnggggggg... Bang!!", Siska mengerang dan kedua tangannya memegang kain seprai dengan kuat.

Aku semakin menggila... tak puas dengan menghisap, mulutku mulai menjilati kedua susunya secara bergantian. Seluruh permukaan susunya basah. Ku-gigit2 pentil susunya sambil meremas-remas kedua susu Siska yang gede dan montok itu.

"Ooohhh oouwww tambah enak Bang", erangnya.

Aku tak peduli. Siska menjerit kecil sambil menggeliat ke kiri dan kanan, sesekali kedua jemari tangannya memegang dan meremas rambutku... Kedua tanganku tetap meremas susu Siska sambil menghisapnya.
Didalam mulut, pentil susunya ku-pilin2 dengan lidahku sambil terus menghisap. Siska hanya mampu mendesis, mengerang, dan beberapa kali menjerit perlahan ketika gigiku menggigit lembut pentilnya. Beberapa tempat di kedua bulatan susunya nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis2 kecil bekas gigitanku.

Setelah cukup puas menghisap susu Siska, bibir dan lidahku kini merayap turun ke bawah. Kutinggalkan kedua susu Siska yang basah yang penuh dengan tanda merah bekas gigitan dan hisapanku yang cukup jelas terlihat.


Lidahku mulai menjilati perutnya, Siska mulai meng-erang2 kecil keenakan, bau keringat tubuhnya menambah nafsuku semakin memuncak. Kucium dan kubasahi seluruh perutnya yang putih mulus itu dengan air liurku.


Aku turun kebawah lagi... dengan cepat lidah dan bibirku yang tak pernah lepas dari kulit tubuhnya itu telah berada diatas bukit no noknya yang indah. Tampak bulu-bulu jembutnya yang lebat itu telah basah oleh cairan no noknya. Tampaknya Siska sudah sangat terangsang akibat ulahku.
Perlahan-lahan jilatanku turun ke lututnya kemudian naik lagi ke pangkal paha. Aku berhenti menjilati pangkal pahanya kemudian kusibakkan bulu2 jembut Siska yang lebat yang menutupi bukit no noknya sehingga terpampanglah belahan no noknya yang sudah sangat basah.

"Buka sayangg ...", pintaku agar dia merenggangkan kangkangannya.

"Oooh...” Siska hanya merintih perlahan saat aku melebarkan kangkangannya. Kelihatannya dia sudah sangat terangsang...

Aku letakkan kepalaku tepat diatas selangkangan Siska. Siska membuka kedua belah pahanya lebar-lebar... Wajahnya yang manis kelihatan kusut dan rambutnya tampak acak2an. Kedua matanya sayu memandang ke-langit2, menikmati apa yang telah lama hilang dalam hidupnya. Bibirnya basah merekah indah sekali.

Aku tersenyum, sebentar lagi aku akan merasakan kenikmatan yang kuidamkan selama ini... menyetubuhi tubuh montok Siska yang selama ini selalu aku bayangkan. Kunikmati sesaat keindahan no nok Siska. Bibir no noknya yang tadi tertutup oleh lebatnya bulu jembutnya, kini tampak merah merekah. Aahhh betapa nikmatnya jika nanti kon tolku dapat memasuki lubang no nok tersebut.

Siska menekan kepalaku agar lebih dekat keno noknya. Hidungku terbenam diantara kedua bibir no noknya yang empuk dan hangat. Kuhirup se-puas2nya bau no nok yang khas itu, sementara bibirku menjilat bagian bawah bibir no noknya dengan penuh bernafsu. Aku jilati no noknya dengan mulutku, sementara kedua tanganku meremas bokongnya yang padat bulat dan montok dengan gemas.

Siska men-jerit2 merasakan kenikmatan yang tak terkira, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang megelinjang kencang, beberapa kali kedua pahanya menjepit kepalaku yang asyik menjilati bibir no noknya.

"Mmmm... ohh... hgggghhhh... nikmat Bang, jilat 1t1l Siska Bang." Siska mengerang, merintih dan merengek manja agar bagian 1t1lnya segera aku jilati.

Kedua tangannya bergerak meremas rambutku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Terkadang bokongnya dinaikkannya sambil mengejang nikmat, terkadang digoyangkan bokongnya seirama dengan jilatanku pada no noknya.

"Oouhhh... yaahh... yaaahah... huhuhu... huhuhu... Jilat 1t1lnya Bang, ayo jilat 1t1lnya lagi!!", Siska makin kuat merintih begitu 1t1lnya aku jilati. Terkadang Siska seperti menangis... mungkin tidak berdaya menahan kenikmatan yang dirasakan pada no noknya. Tubuhnya menggeliat hebat dan kepala Siska berpaling kekiri dan kekanan dengan cepat, mulutnya mendesis dan mengerang tak karuan.

Aku makin bernafsu melihat reaksinya. mulutku semakin buas, dengan nafas tersengal-sengal kulebarkan lagi bibir no noknya dengan jemari tangan kananku sehingga terlihat jelas bagian dalam no nok Siska berwarna merah sudah sangat basah oleh cairan kenikmatannya.


Kuusap dengan lembut bibir no noknya. Kemudian lalu per-lahan2 aku jilati belahan no nok Siska yang tampak merah merekah yang sudah sangat basah. Dibagian atas no noknya 1t1lnya yang besar berwarna kemerahan tampak semakin tegak dan membesar pertanda Siska dalam kondisi yang sangat terangsang.

Kujulurkan lidahku dan kembali menjilati 1t1lnya yang besar itu. Siska menjerit keras sambil kedua kakinya menyentak-nyentak ke bawah. Siska mengejang dengan hebat...

Dengan gemas aku memegang kedua belah pahanya dengan kuat lalu kulekatkan bibir dan hidungku diatas celah kedua bibir no noknya, kujulurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lalu kusapukan lidahku diatas bibir no noknya secara berulang ulang sambil sesekali aku cucukan lidahku kedalam lubang no nok yang telah begitu basah.

"Hgggghgggh...hhghghghg...ssssshsh!!!" Siska menjerit keenakan dan mendesis panjang dengan perlakuanku itu.

Tubuhnya kembali mengejang... bokongnya diangkat-angkat keatas sehingga lidahku dapat menyelusup masuk kedalam lubang no noknya dan men-jilat2 1t1lnya... Tiba-tiba kudengar Siska seperti terisak dan kurasakan adanya lelehan hangat singgah ke bibir mulutku. Aku terus menjilati 1t1lnya hingga tubuh Siska terkulai lemah dan akhirnya bokongnya pun jatuh kembali ke kasur. Siska telah mencapai orgasmenya akibat perlakauan lidahku pada no noknya. Untuk pertama kalinya Siska mendapatkan kembali kenikmatan syurga dunia setelah sekian lama hilang dalam kehidupannya. Siska terus mengerang menghayati kenikmatan tersebut.


Seer… seeerrr… seeeerrrr cairan hangat terus meleleh keluar dari lubang no nok Siska. Celah no noknya kini tampak lebih merah. Selangkangannya nampak basah penuh dengan air liur bercampur lendir yang kental orgasmenya. Sluurp.... sluuuurrp... sluuuurrrp… aku jilat seluruh cairan yang
terus keluar membasahi permukaan bukit no noknya itu.

"Ooohh... Siska keluar Bang ........!!!" erang Siska sambil tangannya menekan kuat2 kepalaku keselangkangannya sehingga mulut dan hidungku menempel ketat dicelah no noknya. Kurasakan celah no nok Siska ber-denyut2. Siska benar2 telah mendapatkan kenikmatan yang maha dasyat diorgasmenya yang pertama akibat ulah lidahku.

Ketika tekanan tangan Siska pada kepalaku agak mengendor, dengan tidak memperdulikan erangannya, mulut dan lidahku kembali bermain di seluruh no nok Siska. Beberapa bulu jembutnya ikut masuk ke dalam mulut ku, aku rasa bibirku sudah sangat basah dan rongga mulutku penuh dengan cairan orgasme dari no noknya.

Lidah ku terus menjilati 1t1l Siska yang sudah sangat bengkak itu. Sambil perlahan aku masukkan jari telunjuk ku kedalam liang no noknya yang hangat yang sudah sangat basah, aku dapat merasakan jari telunjukku terjepit kuat oleh dinding2 dalam no nok Siska. Jariku serasa di-remas2 didalam liang no nok Siska. Punggung Siska kembali terangkat saat jari ku makin masuk kedalam liang no noknya. Aku tidak masukkan jariku terlalu dalam sebab aku ingin kon tolkulah yang merasakannya. Aku cabut jariku keluar dari liang no nok Siska dan kemudian aku rangkul punggung Siska dan aku tarik punggungnya naik ke atas sehingga no noknya kembali tepat berada di mulutku.

Tiba tiba Siska menarik rambutku sehingga bibirku lepas dari no noknya. Dia bangun sambil menahan kenikmatan.... tubuhnya masih menggigil saat aku melepaskan mulutku dari no noknya. Dia dorong tubuhku hingga aku terbaring diranjang, kemudian dengan cepat Siska melepaskan cdku. Maka tersembullah kon tolku yang sudah ngaceng dan tegak berdiri. Siska senyum.

"Hmm... kon tol Abang gede dan panjang sesuai dugaanku selama ini... !!" kata Siska. Dengan tersenyum tangannya memegang batang kon tolku lalu Siska mendekatkan mulutnya ke kon tolku. Dia membuka mulut dan memasukkan kon tolku kedalam mulutnya. Siska mulai menghisap kon tolku. Di dalam mulutnya aku merasa kepala kon tolku dijilat-jilat oleh lidah Siska.

Aku merasa kon tolku makin menegang dan keras. Siska dengan penuh nafsu menjilati batang kon tolku dan aku hampir gila merasakan kenikmatan yang aku rasa saat itu. Tidak hanya dijilati, batang kon tolku yang sudah sangat ngaceng dan keras itu mulai disedot dan dihisap oelh Siska.

"Mmmph... slurp slurp slurp… mmppphh...!!"bunyi mulut Siska.

Sulit bagi Siska untuk memasukkan semua kon tolku yang panjang dan besar itu kedalam mulutnya yang mungil itu. Beberapa kali dia mencuba tetapi baru separuh masuk sudah mengenai anak tekaknya. Siska terus menghisap kon tolku dengan mulutnya. Dia menjilati kon tolku mulai dari kepala kon tolku hingga ke buah pelirku. Dikenyotnya kedua buah pelirku.

"Aduhh... ssssss... Siskaaa terus Siskaaaaa....enak Sis...!!!" pintaku pada Siska agar mulutnya terus menjilat, menyedot dan mengulum kon tolku.

Puas mengenyoti kedua buah pelirku, mulut naik kembali menjilati batang kon tolku kemudian lidahnya berhenti tepat di kepala kon tolku. Lidahnya me-jilat2 lubang kencing yang berada tepat ditengah kepala kon tolku dan sesekali dia memasukkan seluruh kon tolku kedalam mulutnya kembali.

"Mmmmmmmmmm... oooohhhhhh... nikmat banget Sis…!!!" lagi2 aku mengerang merasakan kenimatan tersebut.

Tiba-tiba Siska berhenti mengulum kon tolku dan dia membisikkan sesuatu kepadaku.

"Bang, aku belum pernah berbuat seperti ini dengan orang lain selain dengan suamiku. Aku tahu apa yang kita perbuat ini salah, tapi aku sudah tak tahan dan ini adalah rahasia kita berdua... Tolong jaga rahasia ini Bang…!!" bisik Siska sambil menempelkan pipinya ke pipiku.

Dengan berbisik pula aku menjawab permintaan tersebut,

“Jangan khawatir sayang, sampai kapanpun aku akan menjaga rahasia kita berdua ini…”

Kemudian kami berdua tersenyum. Lalu aku baringkan Siska dan menguakkan kakinya dan mengganjal pinggul Siska dengan bantal. No noknya yang telah basah kunyup kini terbentang indah dihadapan ku.

Perlahan-lahan aku mulai menindih tubuh Siska dan menempatkan kepala kon tolku tepat di muka bibir no noknya yang sudah menantikan tusukan kon tolku. Sebelum memasukkan kon tolku dalam lubang no nok Siska, aku merebahkan diriku diatas perutnya. Untuk mengurangkan berat badan, aku sangga badanku dengan sikuku. Dalam keadaan tiarap di atas perut Siska aku mulai mengisap dan menjilati pentil susunya. Tampak Siska benar-benar dalam kondisi kenikmatan. Tangannya kuat merangkul kepala dan rambutku. Nafasnya mendengus kuat. Dadanya bergelombang laksana lautan dipukul badai.

Perlahan kepala kon tolku mulai membelah bukit no nok Siska, lalu sedikit demi sedikit batang kon tolku mulai masuk ke dalam no noknya yang sudah sangat basah itu.

"Aaaahhhhhh... hhhhgggghhhhh.....!!!," Siska merintih menahan sakit namun nikmat saat kon tolku yang gede dan panjang itu mulai menerobos masuk ke dalam no noknya yang masih sempit. Rupanya no nok Sista jarang dipakai sama suaminya, sehingga masih terasa sangat sempit sekali.

Sejenak aku hentikan enjotan kon tolku didalam no nok Siska untuk menikmati enaknya empotan no noknya yang luar biasa nikmatnya. Batang kon tolku terasa diremas2 dan dipijit2 oleh empotan didalam no nok Siska. Sambil menahan nikmat yang sangat aku menerus enjotan kon tolku dalam lubang no nok Siska yang super basah, hangat dan kemutannya yang sangat kuat.

Aku kembali meng-isap2 kedua susu Siska secara bergantian. Siskapun mendesah menahan kegelian dan kenikmatan.

"Argh nikmaaattttt, Bang...!!" jerit Siska saat seluruh kon tolku telah amblas didalam no noknya hingga mentok ke dasar no noknya. Aku biarkan sesaat kon tolku terbenam di dalamnya. Empotan no noknya makin terasa oleh kon tolku.


Siska mengangkat tubuhnya sambil memeluk tubuhku. Kami berbalas kuluman sementara kon tolku masih terbenam seluruhnya dalam no noknya yang lembut dan nikmat itu.


Kemudian aku mulai memaju mundurkan pantatku sehingga kon tolku keluar masuk dalam no nok Siska. Katika aku lihat, tampak bibir no nok Siska menjadi monyong setiapkali batang kon tolku kutarik keluar dan bibir no nok Siska akan melesak kedalam setiapkali kon tolku kumasukkan kedalam no nok Siska.

Pemandangan tersebut dan rintihan Siska membuat aku tambah bernafsu dalam menyetubuhi Siska.

"Aaaaahhhhhh... nnniiikkkmmmaaattt, Bang...!" tak henti2nya Siska merintih merasakan kenikmatan yang dialaminya.

Enjotan kon tolku dengan sambil memutar mutar kon tolku diliang no noknya membuat nafsu Siska makin menggelora. Tangannya mencengkeram erat pundakku sambil matanya merem melek dan mulutnya mengerang keenakan.

"Terus Bang... enjot yang kuat... nikmaaaaat... ahhh... aghhh..!!" erangannya semakin kuat.

Aku terus memompa no nok Siska dengan sekuat tenaga. Kon tolku keluar masuk dengan cepat dilubang no noknya yang semakin licin dan basah. Siskapun turut membalas dengan mengangkat-angkat dan menggerakkan pinggulnya setiap tusukan kon tolku ke no noknya.


Kemudian aku mencabut kon tolku dan meminta Siska menungging. Sambil memegangi pinggiran tempat tidur, Siska menungging dan aku berdiri di belakangnya. Tampak belahan no noknya menyempil kelihatan dari belakang dan tampak ujung jembutnya yang basah oleh cairan no nok Siska. Kusodokkan kon tolku masuk dalam no noknya.

"Ohhh... nikmatnya, Ayo Bang sodok yang keras... Aggghhhhhh... nikmatnya...!!" erangan Siska dan Akupun semakin kuat memompakan kon tolku. 


Dan tidak beberapa lama kemudian, Ser… seer… seeer… terasa no nok Siska kembali menyemprotkan cairan orgasmenya untuk yang kedua kali.

“Aaaahhhhh…. Bang….. Siska keeee… luuuuaaaarrrr… lagi…” jerit Siska saat mendapatkan orgasme keduanya. No nok Siska ber-denyut2 kuat sekali. Sehingga aku diamkan kon tolku didalam no noknya untuk merasakan kenikmatan akibat empotan no nok Siska tersebut. 


Setelah empotan no noknya berhenti Siska ingin dia yang diatas. Aku menuruti kemauannya. Aku mencabut kon tolku dan membaringkan tubuhku di atas ranjang. Sambil menggemgam batang kon tolku, Siska mulai menurunkan bokongnya dan mengarahkan batang kon tolku tepat dibawah no noknya. Setelah kon tolku masuk ke dalam lubang no noknya, perlahan lahan dia menggerakkan bokongnya naik turun. Dalam posisi tersebut dengan jelas aku dapat melihat kon tolku keluar masuk no nok Siska. Melihat hal itu nafsuku jadi tambah menggebu.


Saat Siska menggerakkan bokongnya naik turun, aku meremas-remas susunya. Kon tolku terasa licin, ini menunjukkan banyaknya lendir yang ada dalam no noknya akibat dua kali orgasme yang dialakinya. Kupegang erat kedua susunya kemudian dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku aku me-milin2 pentil susu Siska.

"Ohhh... eeeennnaaaaakkkkk... hnggg...", racau mulut Siska sambil terus menaikturunkan bokongnya. 


Sesekali dia me-mutar2 bokongnya yang kemudian dikombinasikan dengan gerakan seperti orang menahan kencing. Saat Siska melakukan gerakan tersebut, luar biasa dinding2 no noknya seperti me-mijit2 batang Kon tolku. Baru kali ini aku benar2 merasakan nikmatnya no nok dengan empotan yang luar biasa.
Nafas Siska sudah mulai ngos2an dan terasa panas, pertanda dia sudah sangat terangsang. Lubang no noknya terasa semakin ketat menjepit kon tolku.Tanganku masih meraba dan meremas-remas susunya.

Sebentar kemudian aku suruh dia menahan posisinya dengan mengangkat sedikit bokongnya supaya aku dapat menyodokkan kon tolku ke lubang no noknya. Begitu Siska menahan posisinya, akupun mulai memompa kon tolku keluar masuk no noknya sambil tanganku terus-terusan memilin pentil susunya.

"Ohh... nikmaattt... ehhhhh... enaaaaakkkk!!!" erangnya ber-kali2.


"Ah...!!! kenapa berhenti. Lagi nikmat2nya niiih, Bang. Ayo sodok lagi no nokku...!!" rayu Siska saat aku berhenti mengenjotkan kon tolku.

"Sabar... saying. Saya capek," jawabku berpura-pura.


Padahal aku mulai merasakan bahwa pejuhku sebentar lagi juga sudah akan muncrat, kalau saja aku teruskan memompanya tadi pasti pejuhku akan muncrat. Aku masih ingin lebih lama merasakan kon tolku bermain dalam lubang no noknya. Siska masih di atas. Dengan kedua telapak tangannya di atas dadaku, dia membongkok sedikit. Aku tidak jemu-jemunya bermain dengan susunya yang mengkal dan bulat itu. Pada saat kuusap usap pentil susunya, badannya mulai mengeliat merasakan kenikmatan.

"Ayolah Bang, sodok lagi no nok Siska dengan kon tol Abang... enaaaakkk Bang!!!" rayu Siska sekali lagi.
Dengan perlahan-lahan, aku mula mengenjotkan kon tolku keluar masuk lubang no nok Siska. Kemudian semakin lama semakin cepat.

"Ennaaaak... aaahhhh niiiiiiikmaaaaat..!!! Rasanya Siska mau keluuuuaaaaarrr lagi Baaaangg!!!" Siska mulai merintih lagi.

“Tahan dulu Sis, Abang juag sebentar lagi juga mau keluar…” kataku.

Tanpa mencabut kon tolku dari dalam no nok Siska, perlahan aku dorong tubuh Siska hingga berbaring sehingga sekarang posisiku ada diatas Siska. Aku angkat kedua kaki Siska dan aku tumpangkan di atas pundakku kemudian dengan gerakan yang cepat aku pompa lagi no nok Siska dengan kon tolku.

"Agghhhhhh... aduh Bang... enaaaaaakkk Bang!!" Siska mengerang keenakan tatkala kon tolku mulai memompa no noknya kembali, karena dengan posisi seperti itu no noknya terasa lebih sempit sehingga gesekan kon tolku semakin terasa olehnya. Kon tolku keluar masuk dengan cepat di dalam no nok Siska. Semakin lama semakin cepat. Aku semakin mempercepat pompaanku dan Siska mulai mengerang kuat. Aku tahu Siska akan klimax. Demekian pula Aku.

"Sis, aku semprot pejuhku didalam atau diluar nih???"

"Didalam aja Bang, Siska pingin merasakan semprotan pejuh Abang!!!!”

“Kalau kamu hamil gimana????”

“Jaannggggannn takut Bang...!!!. Siska pakai KB kok. Siska ngerti kok pasti Abang akan merasakan lebih nikmat kalau dikeluarkan didalam!!!" Siska menjerit halus membantah perkataanku.

Aku makin cepat memompa kon tolku dalam no nok Siska. Saat kemudian…

“Baaaangggg!!!! Siska keluuuuuaaaaaa.....!!!” teriak Siska yang diiringi dengan Ser… seerr… seeerrr… semburan cairan orgasmenya.


Dan pada saat mencapi orgasme tersebut empotan no nok Siska akan terasa sangat kuat. Hal tersebut membuat kon tolku merasakan nikmat yang amat sangat sehingga dengan sekali enjotan yang kuat Crot… croott… crooottt… menyemburlah pejuhku banyak sekali didalam no nok Siska.


“Aaahhh…… Aaaaahhhh….!!! Aku mengerang merasakan puncak kenikmatan yang sungguh luar biasa.

Seketika itu banjirlah no nok Siska oleh semburan cairan orgasmenya dan semprotan pejuhku. Saking banyaknya cairan kental dan pekat tersebut sampai luber keluar membasahi seprai.

Siska tersenyum puas dan membiarkan air nikmat itu mengalir. Hampir lima menit aku tiarap diatas tubuh Siska, kemudian Siska menggulingkan tubuhku lalu dia meniarap di atas badanku. Diciumnya bibirku sambil menggesekkan no noknya dengan kon tolku. Terasa bibir no nok Siska masih hangat dan terasa licin. Lama kelamaan kon tolku pun mulai keras kembali. Perlahan-lahan Siska turun hingga bibirnya bersentuhan dengan kon tolku. Terus dijilatnya buah pelirku dan dikulumnya kon tolku. Kenikmatan mulai menjalar keseluruh tubuhku, merasakan nikmatnya jilatan dan kuluman lidah dan bibir Siska pad kon tolku.

"Bang, tidur saja disini aku masih ingin menikmati kon tol gede ini...!!!" bisiknya manja. Ketika kutengok jam menunjukan pukul 00.15 Berarti hampir 2 jam aku menggumuli tubuh yang indah ini. Aku peluk Siska sambil mengangguk dan akhirnya kami bersetubuh sekali lagi sebelum akhirnya kita tertidur keletihan.

Pagi harinya aku terjaga ketika kurasakan jilatan dan kuluman pada kon tolku, dan ketika aku lihat Siska dengan rakusnya mengerjai kon tolku dengan mulutnya. Kulihat jam menunjukkan hampir pukul setengah enam pagi. Pagi ini adalah hari Sabtu, berarti kami berdua libur kerja. Hampir sepanjang hari itu aktifitas kami tidak lepas dari persetubuhan. Sepanjang hari itu aku menggumuli tubuh montok Siska dan merasakan sempitnya dan empotan no nok Siska. Begitu pula Siska, ber-kali2 dia merasakan kenikmatan persetubuhan yang luar biasa yang telah lama lama tidak dia rasakan.
 
sumber  : http://berita-u.blogspot.com/2012/10/ngentot-kenalan-baru-email-cerita.html 

Label